FINAL DESTINATION: BLOODLINES (9,5/10)

"Final Destination: Bloodlines" mungkin tidak seikonik film-film sebelumnya, tapi plot ceritanya itu terasa lebih fresh dan jadi salah satu yang paling bagus di franchise ini ☠️💥🔥

Setelah sekian lama vakum (14 tahun), Final Destination akhirnya kembali melalui film "Final Destination: Bloodlines" yang bukan sekedar sekuel, tapi prekuel yang mengisahkan awal dari kutukan kematian yang selama ini jadi ciri khas franchise ini!!!

"Final Destination: Bloodlines" mengisahkan Stefani (Kaitlyn Santa Juana), seorang mahasiswi biasa, yang diganggu oleh mimpi buruk yang terus berulang dan penuh kekerasan. Nah hal tersebut membawanya pulang ke rumahnya demi mencari satu orang yang mungkin bisa menghentikan mimpi buruk yang ia alami itu dan juga menyelamatkan keluarganya dari kematian mengerikan yang menanti mereka semua.

SINEMATOGRAFI 🎥
Menurut gua pribadi, visual pada film ini tuh tampil lebih atmosferik dibanding pendahulunya. Dengan sinematografi yang digarap dengan tone warna kelam dan pencahayaan minim berhasil membangun nuansa suram yang menghantui. Teknik pergerakan kamera (Camera movement) di film ini lebih sering bergerak pelan seolah mengikuti dari sudut pandang "Kematian", yang bikin kita tuh merasa diawasin sepanjang film. Adegan-adegan kematiannya pun tetap jadi daya tarik utama film ini, brutal, menegangkan, dan kreatif.

SOUND DESIGN 🎵
Menurut gua, suara latar dalam film ini sangat mendukung atmosfer horor yang ingin diciptakan oleh film ini. Bunyi kecil seperti detak jam, angin, sampai suara pintu berderit terasa sangat menyeramkan karena digunakan di momen yang tepat.

CERITA 📖
Menurut gue pribadi, "Final Destination: Bloodlines" bukan cuma berhasil mempertahankan formula klasiknya yang penuh dengan adegan kematian yang rumit dan juga bikin deg-degan, tapi juga berhasil nyelipin sesuatu yang baru lewat cerita asal-usul kutukan ini. Yang juga bikin plot cerita film ini terasa beda adalah unsur keluarga yang surprisingly emosional dan menyentuh yang film ini bawakan.

AKTING 🎭
Menurut gua, performa akting dari para castnya tampil dengan cukup meyakinkan. Kita bisa merasakan ketakutan dan kebingungan yang mereka alami. Beberapa pemain lain memang tidak terlalu menonjol, tapi cukup oke untuk mendukung jalannya cerita.

KESIMPULAN
Secara keseluruhan, "Final Destination: Bloodlines" berhasil membuat gua nostalgia sekaligus puas sebagai fans franchise ini. Menurut gua pribadi, "Final Destination: Bloodlines" ini sukses membawa napas baru ke dalam franchise Final Destination dengan plot cerita yang lebih emosional, visual yang mencekam, serta eksekusi kematian yang tetap jadi ciri khas franchise ini. Meski bukan menjadi yang paling ikonik, film ini jadi yang paling solid dan memuaskan di franchise Final Destination ini!!!

SAYAP-SAYAP PATAH 2: OLIVIA (5/10)

"Sayap-Sayap Patah 2: Olivia” adalah film yang sukses menyentuh hati… tapi juga bikin ngantuk. Serius, emosinya dapet, tapi pacingnya itu lho yang bikin nguap!!!

Disutradarai oleh Ferry Pei Irawan dan diproduksi oleh Denny Siregar Productions, "Sayap-Sayap Patah 2: Olivia" mengisahkan tentang kehidupan Pandu (Arya Saloka), seorang anggota Densus 88 yang menjadi ayah tunggal setelah istrinya meninggal. Ia berjuang untuk menyeimbangkan tugasnya sebagai seorang penegak hukum dengan perannya sebagai ayah bagi putrinya, Olivia.

SINEMATOGRAFI 🎥
Menurut gua, visual di film ini tuh nothing special, malah cenderung kayak visual sinetron. Apalagi pas ada adegan ledakan, efek ledakannya kelihatan kasar dan kurang halus, jadi makin kelihatan murahan.

CERITA 📖
Menurut gua pribadi, tema yang diangkat oleh film ini sebenarnya cukup menarik dan punya potensi yang besar. Sayangnya, eksekusinya kurang nendang, terutama karena pacingnya yang cukup lambat. Jujur aja, gua pas nonton film ini sampe ketiduran jir di beberapa scene saking lambatnya pacing cerita pada film ini.

Tapi di luar itu, pesan soal perjuangan dan persatuan, khususnya terkait terorisme dan apa dampaknya terhadap kehidupan pribadi aparat penegak hukum masih cukup berhasil tersampaikan kepada penonton.

AKTING 🎭
Beruntungnya, semua karakter di film ini tuh punya peran dan tujuan masing-masing, bukan cuma jadi tempelan doang. Performa akting mereka pun juga solid.

Walaupun screentime antara Pandu (Arya Saloka) dan Olivia (Myesha Lin) itu nggak banyak, tapi chemistry mereka sebagai ayah dan anak itu udah cukup dapet.

Sementara itu, Juan Bio One sebagai Askar, villain di film ini berhasil mencuri perhatian banget. Chemistrynya dengan sang ayah, Leong (Iwa K), malah terasa lebih kuat dan emosional.

KESIMPULAN
Secara keseluruhan, "Sayap-Sayap Patah 2: Olivia" menurut gua punya tema yang menyentuh dan pesan yang kuat tentang perjuangan para aparat hukum, tapi sayangnya terhambat oleh pacing yang lambat dan visual yang nothing special. Untungnya, akting para pemain, terutama Juan Bio One berhasil menghidupkan emosi dalam cerita. Film ini sebenarnya punya potensi, tapi sayapnya belum sepenuhnya terbentang.

PEMBANTAIAN DUKUN SANTET (5/10)

"Pembantaian Dukun Santet" adalah sebuah film horor Indonesia dengan plot cerita yang amat berantakan!!!

Disutradarai oleh Azhar Kinoi Lubis dan diproduksi oleh Pichouse Films, "Pembantaian Dukun Santet" menceritakan di tengah teror pembunuhan berantai yang mengincar satu demi satu nyawa para guru pesantren dan santri, Satrio, salah satu santri, harus berjuang untuk menyelamatkan dirinya dan menjaga keselamatan orangtuanya yang juga terancam bahaya.

SINEMATOGRAFI 🎥
Menurut gua pribadi, visual pada film ini cukup memanjakan mata, sebab film ini tuh menampilkan latar tempat yang sangat aestetik, visualnya pun gak terlalu gelap seperti film horor Indonesia pada umumnya. Sayangnya, CGI di film ini tuh keliatan kasar banget. Bikin beberapa adegan jadi kurang meyakinkan dan malah ganggu suasana.

SCORING MUSIK 🎵
Menurut gua, scoring musik pada film ini tipikal film horor Indonesia banget, kadang dibuat berlebihan dan cenderung berisik. Tapi, justru karena itu atmosfer tegang dan rasa takut yang diincar film ini berhasil lah ya tersampaikan ke penonton.

CERITA 📖
Menurut gue pribadi, cerita pada film ini tuh gak jelas arahnya jir kayak bingung mau dibawa ke mana. Awalnya gue kira bakal ngebahas tragedi pembantaian dukun santet di Banyuwangi tahun 1998, eh ternyata bukan. Tapi jujur aja, walaupun ceritanya amburadul, film ini tetap menghibur lewat adegan-adegan gore dan jumpscare nya yang repetitif tapi seru.

AKTING 🎭
Walaupun karakter-karakter pada film ini ditulis tanpa arah yang jelas dan sering bikin gregetan karena ketololannya, tapi performa para cast tetap layak diacungi jempol. Mereka mampu tampil maksimal di tengah keterbatasan cerita.

KESIMPULAN
Secara keseluruhan, "Pembantaian Dukun Santet” adalah film horor yang sebenarnya punya potensi dari segi cerita, visual, & akting para pemainnya. Sayangnya, potensi itu jadi kurang maksimal karena cerita yang berantakan, karakter yang tidak jelas arah tujuannya, serta penggunaan CGI yang kasar. Meski begitu, film ini masih bisa sih untuk dinikmati sebagai hiburan ringan berkat elemen gore dan jumpscarenya yang cukup menghibur. Cocok buat kalian yang gak terlalu mikirin logika cerita, tapi cuma pengen nonton horor buat seru-seruan aja.

THUNDERBOLTS* (9,5/10)

"Thunderbolts*" adalah sebuah film yang memberikan warna baru di dunia MCU!!!

Disutradarai oleh Jake Schreier dan diproduksi oleh Marvel Studios, "Thunderbolts*" menceritakan kisah setelah serangkaian krisis global, pemerintah membentuk sebuah tim rahasia yang berisi para mantan penjahat dan anti-hero untuk menjalankan misi berbahaya. Dipimpin oleh Valentina Allegra de Fontaine, tim ini terdiri dari Yelena Belova, Bucky Barnes, Red Guardian, Ghost, dan Sentry. Mereka dipaksa untuk saling bekerja sama meski mereka dibayang-bayangi oleh konflik pribadi dan masa lalu kelam. Dalam misi ini mereka bukan hanya menghadapi sebuah ancaman besar yang telah menanti, tapi juga pertarungan dengan sisi gelap dalam diri mereka masing-masing.

SINEMATOGRAFI 🎥
Menurut gua pribadi, "Thunderbolts*" tampil dengan visual yang terasa lebih nyata dan memuaskan dibandingkan film MCU lainnya. Set lokasi yang digunakan oleh film ini tuh lebih banyak di tempat asli seperti Utah dan Kuala Lumpur yang memberikan kesan realistis. Adegan aksinya pun juga terasa lebih nyata dan intens, dengan menggunakan pencahayaan gelap mendukung suasana kelam yang mencerminkan kompleksitas moral para tokoh anti-hero.

SOUND DESIGN 🎵
Musik pada film ini menurut gua berhasil membuat penonton lebih terbawa emosi dan suasana film. Efek suara yang unik dan suara-suara latar yang menenangkan membuat pengalaman menonton menjadi terasa berbeda dari film MCU pada umumnya.

CERITA 📖
Menurut gua pribadi, eksekusi cerita dan tema dalam film "Thunderbolts*" ini terbilang lebih kuat dan berbeda dengan film MCU lainnya. Alih-alih ingin menghadirkan sosok pahlawan yang sempurna, film ini lebih berfokus pada sekelompok anti-hero yang memiliki sebuah masa lalu kelam dan luka batin. Mereka dipaksa untuk saling bekerja sama dalam sebuah misi rahasia yang penuh dengan ketegangan dan konflik. Tema seperti pengkhianatan, jati diri, dan trauma yang diangkat oleh film ini pun juga digarap dengan serius, terutama melalui karakter Bob atau Sentry, yang berjuang melawan sisi gelapnya, Void. Nah hal ini menciptakan dinamika psikologis yang intens dan menambahkan kedalaman emosional pada ceritanya.

AKTING 🎭
Florence Pugh di film ini tampil dengan sangat mengesankan sebagai Yelena Belova, sebab ia berhasil dalam menampilkan sosok yang kuat namun tetap menunjukkan sisi rapuhnya. Lewis Pullman pun juga cukup mencuri perhatian lewat perannya sebagai Bob atau Sentry, karena ia berhasil membawakan karakter yang rumit dan penuh konflik batin dengan sangat meyakinkan.

KESIMPULAN
Secara keseluruhan, "Thunderbolts*" berhasil memberikan warna baru di dunia MCU. Dengan karakter yang lebih kompleks dan cerita yang lebih serius, film ini menjadi angin segar di tengah kejenuhan film superhero yang itu-itu saja. Bagi kalian yang pengen ngeliat sisi lain dari dunia superhero yang lebih emosional dan berbeda, film ini layak untuk ditonton.

MENDADAK DANGDUT (7,5/10)

"Mendadak Dangdut" adalah sebuah film drama komedi Indonesia yang berhasil nyembuhin sakit kepala gua!

Disutradarai oleh Monty Tiwa dan diproduksi SinemArt, "Mendadak Dangdut" berhasil menjadi sebuah tontonan segar yang gak hanya menghibur, tapi juga menyentuh. "Mendadak Dangdut" sendiri bercerita tentang seorang penyanyi lagu pop yang sedang berada di puncak kariernya bernama Naya Wardhani (Anya Geraldine). Namun, hidup Naya berubah drastis karena ia dituduh terlibat dalam sebuah kasus pembunuhan dan membuatnya ditetapkan sebagai tersangka. Naya yang tidak mau dihukum karena merasa tidak bersalah memutuskan kabur bersama adiknya Lola (Aisha Nurra Datau) dan ayahnya (Joshua Pandelaki) ke sebuah desa bernama Singalaya. Di desa tersebut, Naya bertemu dengan Wawan (Keanu Angelo) dan Wedhyo (Fajar Nugraha). Bersama Wawan dan Wedhyo, Naya memulai kariernya di musik dangdut.

SINEMATOGRAFI 🎥
Menurut gua pribadi, visual pada film ini tuh berhasil dalam menghadirkan nuansa khas Indonesia dengan cukup baik dari lingkungan, budaya, sampai ke detail-detail kecilnya.

SOUNDTRACK 🎵
Lagu-lagu yang dihadirkan oleh film ini pun menurut gua menghibur banget dan sukses dalam membangun suasana hati yang hangat. Musik-musik di film ini juga bukan cuma jadi tempelan aja, tapi ikut memperkuat emosi cerita. Cuma ya, pas adegan nyanyinya itu loh lipsyncnya kelihatan jelas banget.

CERITA 📖
Menurut gua pribadi, eksekusi cerita pada film ini sudah cukup matang, walaupun terkadang ada sebagian adegan di film ini yang terasa boring atau membosankan. Tema tentang pencarian makna hidup melalui dunia musik yang sering dipandang remeh pun juga dieksekusi dengan cukup baik. Unsur drama dan komedinya dapet banget.

AKTING 🎭
Anya Geraldine tampil dengan cukup oke sebagai Naya Wardhani. Aisha Nurra Datau di film ini pun cukup mencuri perhatian dengan perannya sebagai seorang adik sekaligus penengah untuk permasalahan keluarganya, emosi dianya itu loh dapet banget, dari ketika dia senang sampai sedih. Keanu Angelo dan Opie Kumis juga sangat berhasil menjadi komedian yang gak garing, jokes mereka sukses bikin penonton ngakak tanpa terasa dipaksa.

KESIMPULAN
Secara keseluruhan, "Mendadak Dangdut" adalah film drama komedi yang menghibur dan menyentuh, dengan tema pencarian makna kehidupan melalui dunia musik yang dieksekusi dengan cukup matang. Didukung sinematografi yang hangat, soundtrack yang memperkuat emosi cerita, serta juga akting solid dari para pemainnya, film ini layak jadi tontonan segar meski masih ada sedikit kekurangan di beberapa adegan dan lipsync yang sangat kelihatan jelas.

SINNERS (9,5/10)

"Sinners" adalah sebuah sajian film vampir yang tidak hanya menyuguhkan hiburan, tetapi juga makna kehidupan yang amat mendalam!!!

"Sinners" bercerita tentang dua saudara kembar, Smoke dan Stack (Michael B. Jordan), yang merupakan veteran Perang Dunia I sekaligus mantan penyelundup alkohol dari Chicago. Nah mereka kembali ke kampung halaman di Mississippi dan berencana untuk membuka sebuah tempat musik (juke joint). Bersama sepupu mereka, Sammie (Miles Caton), seorang gitaris blues berbakat, mereka ingin membangun sebuah kehidupan baru. Namun, rencana mereka terancam saat makhluk-makhluk misterius, vampir, mulai berdatangan, tertarik pada musik Sammie yang magis. Film ini memakai vampir sebagai simbol untuk menggambarkan eksploitasi terhadap seni dan budaya kulit hitam di Amerika.

SINEMATOGRAFI 🎥
Salah satu kelebihan utama di film "Sinners" ini menurut gua ada pada visualnya yang sangat menakjubkan. Pengambilan gambar yang gelap dengan pencahayaan kontras berhasil menciptakan nuansa horor yang khas dan mencekam. Penggunaan warna-warna yang hangat seperti merah dan emas, dikombinasikan dengan siluet dan bayangan, berhasil dalam memberikan kesan vintage yang cukup unik tapi juga menakutkan.

SCORING MUSIK 🎵
Musik di film "Sinners" ini menurut gua pribadi benar-benar menarik perhatian. Perpaduan antara musik blues, gospel, dan rock membuat suasana film jadi terasa semakin kuat dan menyentuh. Lagu “Magic What We Do” menjadi salah satu momen paling emosional di film ini.

CERITA 📖
Menurut gua film ini bukan hanya sekadar cerita tentang vampir. "Sinners" membahas isu rasisme, budaya, dan identitas. Vampir dalam film ini tuh melambangkan pihak-pihak yang selama ini mengambil keuntungan dari karya seniman kulit hitam. Ryan Coogler sebagai sutradara film ini berhasil dalam menyampaikan pesan sosial ini dengan cara yang simbolik dan menyentuh.

AKTING 🎭
Michael B. Jordan tampil dengan sangat mengesankan dalam memerankan dua karakter yang sangat berbeda. Chemistry antara dirinya dan Miles Caton terasa begitu kuat dan emosional.

KESIMPULAN
Secara keseluruhan, "Sinners" adalah sebuah film horor vampir yang sangat amat unik, bukan cuma menyeramkan, tapi juga penuh makna. Dengan sinematografi yang menakjubkan, musik yang emosional, akting yang begitu kuat, dan pesan sosial yang menyentuh, film ini layak banget jadi salah satu tontonan terbaik di tahun 2025 ini!!!