HERETIC ( 8/10 )

"Heretic" merupakan sebuah film horror psikologis yang sangat gokil !!!

"Heretic" adalah sebuah film horror psikologis terbaru dari sebuah rumah produksi legendaris, yaitu A24. Film ini sendiri digarap oleh Scott Beck & Bryan Woods. Film ini berfokus kepada 2 karakter utama, yang keduanya merupakan seorang misionaris muda Mormon, Sister Barnes (Sophie Thatcher) & Sister Paxton (Chloe East), yang mengunjungi rumah seorang pria bernama Mr. Reed (Hugh Grant). Awalnya mereka bertiga hanya membahas seputar teologi, namun dengan cepat semua itu berubah menjadi atmosfer yang menakutkan & menegangkan disaat mereka mulai menyadari bahwa Mr. Reed mempunyai niat jahat terhadap mereka berdua (Sister Barnes & Sister Paxton) dan mereka berdua juga pada saat itu mulai kesulitan untuk pergi dari rumah Mr. Reed tersebut.

Sinematografi pada film ini bisa dibilang cukup cerdik, sebab film ini memiliki visual yang cukup terperinci / detail, terutama pada rumah Mr. Reed yang mempunyai jebakan yang penuh dengan teka-teki. Desain suara pada film ini juga sudah cukup baik, sebab berhasil menciptakan ketegangan melalui efek suara nya yang halus & menciptakan sebuah atmosfer mencekam yang berhasil memperkuat atmosfer ketegangan & ketakutan yang dialami oleh para penonton, sama seperti yang dialami oleh dua karakter utama pada film ini (Sister Barnes & Sister Paxton), sehingga penonton saat menyaksikan film ini tuh seperti ikut terbawa masuk ke dalam filmnya.

Hugh Grant sebagai Mr. Reed berhasil memberikan penampilan yang sangat mendalam, mengesankan, & karismatik di film ini.

Keunggulan utama dari film ini ada pada dialog-dialog nya yang cerdik dan penuh dengan sindiran & perdebatan mengenai agama yang tajam & kompleks.

Meskipun demikian, film "Heretic" akan membuat sebagian besar penontonnya itu bingung & pusing ketika menyaksikan filmnya, sebab cara film ini menggabungkan berbagai elemen mulai dari psikologis, horror, filosofis, & teologis itu sangat rumit & kompleks.

Kesimpulannya "Heretic" adalah sebuah film horror psikologis yang berhasil memadukan tema mengenai iman, manipulasi, & ketegangan dengan cukup kompleks & menegangkan, meskipun untuk sebagian orang materi dari film ini tuh bisa dibilang cukup berat & membingungkan.

Gladiator II ( 9,5/10 )

"Gladiator II" merupakan sebuah film epik sejarah yang spektakuler !!!

"Gladiator II" adalah sebuah film epik sejarah garapan sutradara Ridley Scott. Film ini kembali membawa para penonton ke dunia epik Romawi / kerajaan Romawi dengan cerita yang berfokus kepada karakter Lucius (Paul Mescal), putra dari Lucilla. Film ini sendiri berlatar waktu 16 tahun setelah peristiwa film pertama, yang dimana Lucius menjalani perjalanan hidup dari seorang budak hingga menjadi gladiator yang terkenal sambil merencanakan balas dendamnya terhadap orang-orang yang telah melakukan korupsi di Roma.

Sinematografi pada film ini sudah cukup baik, terbukti dengan palet warnanya yang khas & teknik pencahayaannya. Dari segi desain suara juga sudah cukup oke, sebab film ini berhasil menghadirkan efek suara yang mendalam & mendukung tema dari film ini sendiri, terutama pada adegan-adegan aksi dengan intensitas tinggi.

Paul Mescal sebagai Lucius Verus / Hanno yang merupakan pemeran utama dalam film ini memberikan penampilan yang solid & mendalam. Penampilan Denzel Washington (Macrinus) di film ini juga cukup menarik perhatian, sebab ia berhasil memberikan penampilan yang sangat kompleks & karismatik sebagai Macrinus.

Meskipun demikian, film ini juga memiliki kekurangannya, dan kekurangan pertama yang paling disoroti adalah CGI nya yang terlihat kurang mulus. Lalu yang kedua adalah karakter utama pada film ini (Lucius) kurang ikonik, tidak seperti Maximus di film pertama.

Kesimpulannya adalah "Gladiator II" sudah cukup berhasil dalam menghadirkan sebuah film aksi epik sejarah yang menghibur, meskipun secara keseluruhan kualitas film ini bisa dibilang masih kurang oke dibandingkan dengan film pertamanya.

SMILE 2 ( 9,5/10 )

"Smile 2" merupakan sebuah film horror psikologis yang sangat crazy !!!

"Smile 2" adalah sebuah film horror psikologis yang sangat amat crazy, sebab film ini menyajikan horror yang sangat menegangkan dengan kombinasi jumpscare yang bertubi-tubi dan teror psikologis yang cukup kompleks. Film ini sendiri mengisahkan tentang Skye Riley (Naomi Scott), seorang bintang pop yang berjuang mengatasi traumanya setelah kecelakaan yang merenggut pacarnya. Skye berusaha bangkit dalam kariernya, namun kehadiran "Smile Creature" yang jahat mulai merusak pikirannya dengan memanfaatkan rasa takut dan ketidakamanan yang ia rasakan.

Sinematografi pada film ini sudah sangat baik, terbukti dengan penggunaan teknik yang cukup menonjol, yaitu penggunaan pengambilan gambar dan efek visual nya yang mempermainkan persepsi penonton, sehingga penonton menjadi ikut merasa bingung dan terperangkap dalam dunia yang tidak pasti / membingungkan, seperti yang dialami oleh karakter Skye​​​​. Sound design pada film ini juga menjadi elemen kunci dalam meningkatkan rasa teror yang disajikan oleh film ini. Suara-suara yang mencekam, seperti langkah kaki atau bisikan halus, dipadukan dengan sebuah musik yang cukup intens, membuat setiap adegan itu menjadi terasa lebih menegangkan.

Naomi Scott sebagai Skye Riley yang merupakan pemeran utama pada film ini memberikan penampilan yang sangat menonjol, serta berhasil dalam menghidupkan emosi karakter dengan sangat meyakinkan.

Kesimpulannya adalah "Smile 2" berhasil dalam menyajikan sebuah film horror psikologis yang kompleks & menegangkan, dengan atmosfer mencekam yang diperkuat oleh sinematografi dan sound design nya yang kuat.

BOLEHKAH SEKALI SAJA KUMENANGIS ( 9,5/10 )

"Bolehkah Sekali Saja Kumenangis" merupakan salah satu film drama Indonesia yang sangat menghibur & menyentuh !!!

"Bolehkah Sekali Saja Kumenangis" menjadi film drama Indonesia terbaru produksi Sinemaku Pictures, dan film ini menjadi salah satu film favorit yang gua tonton di tahun 2024 ini, karena kualitas film ini tuh melebihi ekspektasi gua. Film ini menceritakan tentang kehidupan perempuan bernama Tari. Setelah kakaknya pergi meninggalkan rumah, Tari berjuang sendirian untuk menyelamatkan ibunya dari sang ayah yang sangat red flag. Di sisi lain, Tari sendiri sudah menyimpan banyak sekali trauma sejak kecil dan kini ia merasa tak mampu lagi menahan semua bebannya. Suatu hari, dia menemukan sebuah Support Group, komunitas yang menjadi sebuah tempat untuk saling berbagi kisah. Di Support Group, Tari bertemu bernama Baskara, pria temperamental yang tidak bisa mengontrol emosinya, yang juga merupakan salah satu teman kantornya.

Sinematografi pada film ini sudah cukup oke + berhasil dalam menggambarkan betapa menyedihkannya hidup dalam lingkungan keluarga yang red flag. Pemilihan soundtrack yang digunakan untuk film ini juga sesuai dengan tema dari film ini sendiri + diletakkan di scene-scene yang tepat.

Film ini juga menyoroti tema mengenai kasus KDRT (kekerasan dalam rumah tangga) & isu kesehatan mental, dan jujur gua suka dengan cara film ini mengeksplorasi tema tersebut dengan sangat menghibur, menyentuh, & tidak berlebihan.

Prilly Latuconsina (Tari) & Pradikta Wicaksono (Baskara) selaku pemeran utama dalam film ini berhasil memberikan performa akting yang cukup baik, sebab mereka berdua berhasil memberikan penampilan akting yang sangat menyentuh sebagai Tari & Baskara. Dan tidak hanya itu saja, chemistry antara Prilly Latuconsina (Tari) & Pradikta Wicaksono (Baskara) juga dapet & so sweet banget. Dan satu lagi yang patut diacungi jempol aktingnya adalah Surya Saputra (Pras), sebab ia berhasil memerankan tokoh nya dengan sangat baik & mendalam sebagai karakter kepala rumah tangga yang red flag.

Kesimpulannya adalah "Bolehkah Sekali Saja Kumenangis" merupakan sebuah film drama yang sangat manis, menghibur, & menyentuh yang dibuat dengan sangat niat + wajib untuk ditonton.

VENOM THE LAST DANCE ( 9,5/10 )

"Venom The Last Dance" merupakan film penutup trilogi yang memuaskan !!!

"Venom The Last Dance" menjadi film penutup trilogi yang sangat menghibur + memuaskan. "Venom The Last Dance" sendiri mengisahkan tentang kehidupan Eddie Brock (Tom Hardy) & simbiotnya (Venom), yang pada film ini mereka berdua menghadapi seorang musuh yang sangat kuat (Knull) yang ingin menghancurkan alam semesta. Dan premis cerita tersebut dikemas dengan cara yang sangat menghibur.

Sinematografi pada film ini juga sudah cukup baik, sebab sinematografi dalam film ini tuh berhasil memperkuat suasana film ini yang lebih kelam & intens, dan hal tersebut pun semakin diperkuat dengan penggunaan sudut kameranya yang semakin menambah ketegangan para penonton. CGI di dalam film ini juga terlihat sangat mulus & realistis banget, terbukti dengan tampilan dari para alien (Knull & anak buahnya) & simbiot xenophage yang terlihat seperti nyata. Sound desain yang digunakan oleh film ini pun juga semakin memperkuat elemen horror, aksi, & drama di setiap adegannya.

Tom Hardy (Eddie Brock) memberikan penampilan akting yang berhasil menggambarkan interaksi kocak sekaligus juga emosional antara Eddie & Venom.

"Venom The Last Dance" memiliki 1 kekurangan yang sangat amat disayangkan, yaitu storyline yang kurang dibuat maksimal & dieksplor lebih mendalam. Karakter Knull sebagai villain utama pada film ini kurang dieksplorasi lebih jauh mengenai latar belakangnya.

Kesimpulannya adalah "Venom The Last Dance" merupakan sebuah film penutup trilogi yang memuaskan, sebab film berhasil menggabungkan unsur komedi, aksi, & drama yang menghibur dan juga menyentuh.

MY ANNOYING BROTHER ( 8,5/10 )

"My Annoying Brother" merupakan sebuah film drama keluarga yang cukup emosional !!!

"My Annoying Brother" adalah film drama keluarga Indonesia yang diadaptasi dari sebuah film Korea yang berjudul sama juga (My Annoying Brother). Film ini sendiri menceritakan tentang kehidupan seorang kakak beradik bernama Jaya Solihin (Vino G. Bastian) & Kemal Solihin (Angga Yunanda) yang cukup emosional & kompleks yang dibuat dengan cukup menarik, menghibur, & menyentuh.

Sinematografi pada film ini dibuat cukup berkelas, dapat dilihat dari komposisi warna, pencahayaan, & color gradingnya yang terbilang sudah cukup baik. Soundtrack musik yang digunakan oleh film ini pun sangat sesuai dengan tema dari film ini sendiri + dapat membangun emosional para penonton.

Kualitas akting dari Vino G. Bastian (Jaya Solihin) & Angga Yunanda (Kemal Solihin) sebagai karakter utama dalam film ini juga sudah sangat bagus + chemistry antara mereka berdua (Vino G. Bastian & Angga Yunanda) sebagai kakak beradik juga dapet banget. Dan tidak lupa juga kualitas akting Kristo Immanuel (Fauzan) di film ini juga keren banget.

Namun dibalik dari itu semua, film ini juga memiliki kekurangannya, dimulai dari storyline nya yang terkesan cringe & klise + naratif pada film ini juga terasa kurang mulus.

Kesimpulannya adalah "My Annoying Brother" adalah sebuah film drama keluarga yang cukup kompleks & menyentuh, meskipun secara storyline kurang dieksekusi dengan baik.