Drama ala wattpad dengan segala kemalangan dan kebetulan yang kayaknya ga mungkin bakal kejadian di dunia nyata.

Laut Tengah ini meski udah di klimaks malah jadi datar aja, konfliknya ada tapi eksekusinya biasa.

Konsep rela jadi istri kedua demi kuliah aja menurut gw ya --ini menurut gw loh yaa... udah aneh.

Terus ada karakter yang engga penting sama sekali dan kalaupun dia ga ada juga ga bakal ngaruh sama cerita keseluruhan.

Bhumi: Emang kamu pernah ke Pantai mana?
Aya: Pantai Indah Kapuk

Penonton:......

I leave out the exorcisme methods and christianity things because its not my area expertise.

Script wise, Kuasa Gelap ini lemah banget padahal source materialnya menurut gue menarik untuk dikulik.

Secara akting, Ya Allah 🙃🙃🙃🙃🙃🙃

Jerome Kurnia doang yang mendingan, bahkan pada akhirnya Jerome kebawa sama yang laen jadi ikutan jelek 🙃🙃🤏

Overall, buat gue ini ga sesuai ekspektasi awal gue. Jadi ya... udahlah ya 🙃🤏

But what its worth, 3rd act-nya oke.

Jerome did the good job in there 🫵🫵

Karena sudah 3 hari dan sepertinya cukup untuk menuangkan apa yang menjadi unek-unek gue setelah nonton Joker: Folie à Deux.

Secara singkat: Biggest disappointment of the year, tapi tetap dengan catatan yang mungkin bisa jadi pertimbangan buat kalian yang emang belum nonton dan masih penasaran pengen nonton.

First of All,

Kita akan mengesampingkan gimana Gaga emang punya suara yang bagus banget dan ngeblend dengan musik yang disajikan di film ini.

Tapi tidak secara karakter sebagai Harley Quin. I don't know, kayak kurang "gila" aja menurut gue

Lalu, Joaquin Phoenix. Ini mungkin emang tuntutan cerita yang malah bikin Joker/Arthur ini seperti 'powerless' yang malah bikin sekuelnya ini ga sekuat film pertamanya.

Desain Produksi, color pallet sampai ke musik mungkin masih jadi alasan buat nonton, tapi enggak buat cerita dan plot yang flat dan cenderung unstable. Ini sih sebenernya yang jadi masalah di film kedua ini.

Kutukan sequel? Mungkin juga

Ya intinya, kalau mau menikmati musik-musik ala klasik (Ini sih bagian yang gue suka) dan visual oke, Nonton aja.

Tapi kalau ngarepin intensitas cerita kayak film pertamanya, you'll be disappointed

Dengan skrip kayak asal jadi, karakter-karakter annoying dan tanpa emosi, bikin film ini beneran waste of talent. Banyak nama besar di dalamnya dan itu ga cukup membantu dari segi apapun.

Salah satu film yang bikin kecewa tahun ini, karena sebenernya punya potensi.

Jadilah Bird, yang meski dianggep ga ada tapi selalu ada buat lo 🫵🫵

Drama coming of age yang bikin mikir karena sejatinya fase puber adalah fase paling bingung dalam hidup, banyak yang bakal terjadi dan terus berulang sampe capek sendiri.

Nykiya Adams dan Franz Rogowski 👌

Tapi ya, gue sih suka2 aja sama drama perubahan fase hidup dari denial ke acceptance. Karena fase itulah yg paling berat

Dan musik sama soundtracknya cakep-cakep, lagu-lagu UK akhir 90an sampe awal 2000an ini somehow blend in dengan ceritanya.

Franz Rogowski ini kayak Joaquine Phoenix-nya UK 😣🫵

TW: Buat yang punya Acrophobia, Thalassophobia sama Megalophobia mungkin beberapa scene akan mentrigger itu.

Flow adalah kisah perjuangan sekawanan binatang yang diinisiasi oleh seekor kucing dalam menghadapi climate exchange.

Tanpa dialog apapun, dan emang dibuat senatural itu membuat Flow ini beneran kayak nonton perjalanan seekor kucing, capybara, anjing dan lemur yang dari gak kenal sampe akhirnya bersatu biar sama2 bertahan hidup.

Bikin hati nyes, meski tanpa dialog kita paham maksud mereka

Beruntung gue tadi nontonnya di layar yang emang screen formatnya sesuai, jadi emang eye catching dan eyegasm jugak.

Detail dan visualnya cakep banget 🫵🫵🫵. Salah satu animasi favorit tahun ini.