Dari aksi yang gak mungkin dilakukan manusia normal, Ethan Hunt tentu saja selalu punya nyawa extra yang bikin semua aksi dan misi meski di luar normal tapi tetap bisa dikerjakan.

Mission: Impossible – The Final Reckoning adalah film terakhir (?) perjalanan dia dan IMF

Ethan dan gengnya di aksi finalnya harus berhadapan dengan AI yang bisa merusak dan menghancurkan dunia lewat dunia maya. Harus menyelam di kedalaman air terdingin hingga aksi loncat antar pesawat yang bikin film ini sukses dengan aksi2 yang bikin bilang: UDAH GILA EMANG ETHAN

Dengan struktur bercerita yg memang sangat grounded dan relatable di beberapa komunitas kecil yang tentu saja adalah kekuatan film ini, Cocote Tonggo menurut gue berhasil membawa pesan & kesan yang cukup menarik.

Bahwa omongan tetangga itu mau gak mau adalah bumbu kehidupan.

Dibawakan dengan komedi yang straight to the point dan cenderung vulgar, masing2 karakter punya emosi yg sesuai dengan apa yg mau mereka bawakan.

Issue yg ditampilkan jg banyak tapi tetep tersampaikan: fatherless, rivalitas tetangga hingga mitos jamu kesuburan.

Cocote Tonggo ini juga tipikal film yang abis nonton bakal ada diskursus tentang keluarga ideal tuh kayak gimana, dan lingkungan yang kadang suka ikut campur.

Selain filmnya emang bikin ngakak di awal tapi endingnya juga bikin haru 🥹✋

Semua pemain bermain oke, highlight tentu saja Asri Welas yang benar-benar into the character dan maen di playground dia. Jadi kayak natually emg kayak Ibu-Ibu julid yg demen ngomongin tetangga.

Karya Bayu Skak yg emang masih masuk dan gampang diterima.

Suka gimana Godaan Setan Yang Terkutuk jadi horror yang tipikalnya in your face horror, traight to the point dan gak bertele2 ke inti masalahnya.

Judul emang emang sesuai dengan isi filmnya tentang gimana Karma atas perbuatan Setan itu nyata.

Claresta Taufan gokil!

Kita dikasih treatment horror klasik dengan jumpscare efisien yang bikin filmnya ngalir enak dan ga kepanjangan.

1.5 jam yang sangat efektif ngasih tau gimana horrornya bekerja.

Cast-cast barunya juga believeable

Overall, ini film horror yang punya potensi jadi horror yang proper dan eksekusi yang enak.

Final scene di rumah Ustadz itu beneran cakep dengan emosi yang pas.

Tidak ada yang spesial dari Pembantaian Dukun Santet ini.

Kalau mau dibilang gore, nanggung
Kalau nau dibilang pure horror klasik, nanggung

Akting seadanya, cerita sekenanya. Semuanya serba pas-pasan.

Ya mungkin yang menarik adalah pocong kepala putus dan vibe pesantren di 90an yg emang cukup oke.

Selebihnya. Meh.

Dengan komposisi pemain yang berbeda dgn film pertamanya (kecuali Iwa K), Sayap-Sayap Patah 2: Olivia ini menurut gue intensitas thrillingnya masih sama & dgn twist yg emang menarik bikin filmnya meski dramanya lebih kentel tp elemen aksinya masih oke.

Endingnya cukup berani untuk ukuran film kita.

Arya Saloka, Bio One dan Iwa K beneran ngegendong semua scene yang bikin film ini kuat di karakter dan eksekusi aksinya. Menurut gue sih ini emang dramanya kentel, aksinya oke dan eksekusinya mantep.

Bakal jadi trilogi gak ya? Apalagi endingnya ada scene yang menarik

Mungkin karena ((kita)) sudah mulai menganggap MCU bukan sudah dalam masa keemasan lagi, sehingga setiap ada film baru muncul ekspektasinya ya ga gede.

Itu juga yang bikin gue ngerasa cukup enjoy ngikutin Thunderbolts* ini.

Dari semua sisi heroiknya, filmnya cukup menarik.

Pendalaman karakternya juga lumayan dan mungkin menjadikan film ini lebih terasa personal.

Bob/Sentry ini juga karakter yang menurut gue lebih fleksibel mau diarahkan ke mana.

But in the end, gak mau nge-jinx apakah MCU bakal back on track (karena udah sering dikecewain)

Tapi berharap Thunderbolts* ini jadi reset lagi di track MCU yang benar.

Apalagi post credit scene-nya yang yaa cukup spoiler-ish ke film berikutnya, tapi malah jadi penasaran gimana bakal berjalannya phase baru ini