Pertanyaan pertama, jenis narkoba apa yang dikonsumsi penulis naskah dan seluruh tim kreatif? 🤣

Kang Solah ini tipikal film yang beneran just for fun aja, semua hal dalam filmnya receh tapi jujur menurut gue pribadi sangat menyenangkan buat ditonton. Twistnya, ceritanya, gampang banget ditebak dan gaada yang spesial sama sekali, tapi gimana cara filmnya nyatuin itu yang rasanya ga ketebak kalo hasilnya akan nyambung dan sangat menghibur 🤣

Rasakan lah langsung sensasi menonton klimaksnya yang bagaikan Avengers: Endgame, Avatar: The Last Airbender, Captain America: Civil War yang amat menyenangkan dan luar biasa sekali!

Dia Bukan Ibu berhasil menjadi lebih luar biasa berkat eksekusi Randolph Zaini yang bener-bener solid dan kreatif sekali!

Sebenarnya Dia Bukan Ibu isinya masih gajauh beda dari film-film horror Indonesia lainnya, masih dengan tema yang sama, tujuan yang sama, cuman berkat eksekusinya Dia Bukan Ibu jadi terasa spesial.

Kekurangannya mungkin menurutku di Act 2 nya yang agak draggy dan repetitif, penggunaan VFXnya juga dibeberapa momen (spesifiknya pas scene Medea) masih kerasa kurang rapi.

Suka juga sama akting semua pemainnya yang bagus!

2 jam 42 menit yang terasa sangat intens dan aku suka sekali dengan semua hal yang dimiliki filmnya terutama sinematografi dan scoringnya yang megah sekali. Masih speechless tapi yang jelas suka sama filmnya!

Terlepas dari jumpscarenya yang banyak dan berisik sekali, diriku cukup suka dengan Perempuan Pembawa Sial.

Suka dengan penulisan Nugros dan Monji yang berhasil mengubah dongeng Bawang Merah Bawang Putih dan ngasi perspektif yang menarik ke skenarionya dan menurutku berhasil dieksekusi dengan cukup baik.

Mungkin kalo klimaksnya leboh wah lagi dan endingnya bisa diperhalus lagi rasanya akan lebih suka sama filmnya.

Verdict
7.5 > 8

Maryam Janji dan Jiwa Yang Terikat tampil cukup oke berkat performa Claresta Taufan yang bagus dan terornya yang cukup menarik walau sayang eksekusi Azhar Kinoi Lubis terasa masih belum matang dibeberapa momen.

Hal yang aku lumayan suka, filmnya berhasil buat penonton berempati ke karakter Maryam dan untuk ukuran "kisah nyata" ini believeable dan suka juga filmnya ga terlalu berisik mainin jumpscare dan masih fokus bercerita, walau isinya cenderung repetitif dan gaada yang bener-bener fresh/menarik.

Agak disayangkan juga Visual Efek difilmnya masih kurang matang dan proper, padahal ini salah satu hal terpenting dalam filmnya.

Mungkin karena datang dengan ekspektasi yang sangat rendah, Jadi Tuh Barang jadi terasa lebih baik dari ekspektasiku, walau ya tetep ini film masih banyak banget kekurangannya.

Komedinya menurutku cringe, timingnya ga pas dan kurang masuk aja diseleraku. Komedinya juga repetitif dan kurang menarik, ceritanya juga dangkal dan semuanya serba instan dan tiba-tiba.

Beruntung masih terhibur sama celetukannua Dicky Difie.