Lewat isinya yang sederhana dan performa pemainnya yang flawless, Conclave berhasil jadi film religi yang isinya gak menggurui dan on-point!

Unsur-unsur politiknya juga diselipin dengan oke dan suka sekali para Paus/tokoh agama disini ditampilkan dengan manusiawi.

Departemen teknis seperti sinemaografi dan scoringnya juga apik dan berhasil mendukung filmnya menjadi lebih intens.

Kekurangan menurutku mungkin dibuild-up karakternya yang banyak kerasa kurang kuat. Adegan klimaksnya 💯

Verdict
7.5 > 8

Rahasia Rasa rasanya terlalu banyak yang ingin dimasukan kefilmnya sampe bingung mana yang mau diutamain, relasinya ke ranah politik juga kerasa sangat mindblowing walau ya.. nyelipinnya agak kasar dan tiba-tiba banget tanpa build-up yang kuat.

Rasanya seisi film banyak hal yang serba "tiba-tiba", puncaknya saat klimaksnya. Isi filmnya juga dibeberapa momen kerasa agak berlebihan dan gue pribadi kurang suka sama stylenya, paling kerasa saat adegan-adegan flashback.

But overall masih jadi tontonan yang asik dan jujur, isinya berani dan beragam sekali walau eksekusinya masih agak mentah dan kurang matang.

Jokowi KW dan Nadya Arina adalah bagian terbaik film ini!

Suka banget dengan isi filmnya yang terasa jujur dan nggak menghakimi. Penjelasan tentang "waktu" dan relasinya ke Batara Kala juga ditulis dengan rapi dan dieksekusi dengan oke.

Penokohan para karakternya juga pada kuat dan beruntungnya didukung ama performa pemain yang oke juga. Motif masing-masing karakter kuat dan hampir semua punya peran diceritanya.

Kekurangannya mungkin dimotif "takut' karakter Daku yang terasa kurang kuat dan buat penonton susah buat berempati. Act ke tiganya juga agak drigging dan jujur soal aspek rasio filmnya dan grading hitam putihnya itu.. rasanya kaya ga wajib dan ga terlalu mendorong penceritaan sih. Bagus, cuman mau full rasio scope juga ga masalah.

Yang jelas kekurangannya ngga berasa karena scriptnya yang well written dan pemain yang semua aktingnya bagus. Cinta Tak Pernah Tepat Waktu berhasil ngasi rasa yang beragam setelah menonton filmnya dan berhasil jadi film terbaik Hanung Bramantyo sejauh ini!

Lebih cocok jadi "The Incridible Hulk: Brave New World" dibanding "Captain America: Brave New World"

A Business Proposal emang dibuka dengan cringe mampus, tapi lama kelamaan, film ini kerasa makin manis.

Beruntung juga filmnya punya script yang solid dan buat durasi film yang sekitar 2jam-an ini gakerasa bosen walau ya diawal kerasa cringe banget.

Tapi percaya lah, menjelang act-2 filmnya berubah menjadi bener-bener manis walau ya... editingnya agak cheesy. Mungkin mau nyoba ngikutin style drakor?

Akting para pemainnya beruntungnya juga bagus semua. Walau salah satu kelakuannya direal life... yaa begitulah 🤣

Petaka Gunung Gede bisa jadi lebih baik kalo lebih utamain dramanya dibanding horrornya. Karena horrornya kerasa kaku dan repetitif banget, capek banget rasanya nonton pas waktunya adegan horror.

Ceritanya juga dangkal banget, filmnya lebih milih buat abisin waktu buat nerror penontonnya dibanding buildup ceritanya, rasanya 10 menit akhir pas revealing semuanya kerasa buru-buru banget.

Pemilihan lagu Sebuah Kisah Klasik buat ending filmnya jujur lumayan ngena dan bisa gua bilang mungkin itu aja yang beneran ngena dan berkesan dari filmnya.

DAN JUGA KENAPA TAHUN 2007 UDAH ADA STIKER PEMILU 2024 ANJING?! 🤣

Verdict
5.5 > 6