Mungkin karena ((kita)) sudah mulai menganggap MCU bukan sudah dalam masa keemasan lagi, sehingga setiap ada film baru muncul ekspektasinya ya ga gede.

Itu juga yang bikin gue ngerasa cukup enjoy ngikutin Thunderbolts* ini.

Dari semua sisi heroiknya, filmnya cukup menarik.

Pendalaman karakternya juga lumayan dan mungkin menjadikan film ini lebih terasa personal.

Bob/Sentry ini juga karakter yang menurut gue lebih fleksibel mau diarahkan ke mana.

But in the end, gak mau nge-jinx apakah MCU bakal back on track (karena udah sering dikecewain)

Tapi berharap Thunderbolts* ini jadi reset lagi di track MCU yang benar.

Apalagi post credit scene-nya yang yaa cukup spoiler-ish ke film berikutnya, tapi malah jadi penasaran gimana bakal berjalannya phase baru ini

Kayaknya emang kita butuh Keanu dan Anya di film Komedi ke depannya, Mendadak Dangdut ini jadi kayak zona nyaman buat mereka lebih punya ekspresi dan emosi yang sesuai dengan kondisi dari cerita yang dihadirkan. Beberapa scene emang kayak golden moment buat mereka.

Mendadak Dangdut versi baru ini emang beneran fresh dari cerita hingga tampilan, lebih masuk ke era sekarang dengan issue yang mungkin lebih tone down namun tetap penting.

Hubungan Ayah-Anak hingga pengkhianatan.

Plus musik-musiknya juga oke banget.

Mulai setup awal hingga akhir beneran ngalir, banyak joke-joke on point yang dihadirkan Keanu dan Oppie Kumis yang bikin gerr.

Salah satu film tahun ini yang mungkin bakal ngasih kejutan, karena element2 yang dihadirkan cukup berhasil.

Perang Kota adalah bukti bahwa Mouly Surya bisa bikin film drama berlatar Perang Kemerdekaan yang asyik dengan alur tepat.

Ditambah desain produksi yang mumpuni bikin kita tuh ngerasa ada di dalam situasi "perang" yang sesungguhnya.

Perang melawan penjajah dan perang batin.

Chemistry Chicco, Jerome dan Ariel Tatum emang udah bagus banget dari awal hingga akhir yang nambahin point plus dari Perang Kota ini.

Salah satu drama proper yang dibuat dengan serius dengan hasil yang cakep.

Dengan segala keabsurdan cerita dan eksekusi yang bikin puyeng, Mangku Pocong ini kalau dari segi hiburan pengen nonton film horror kelas B ala 2000an maka mungkin kalian akan terhibur.

Gue sih cukup puyeng ya sama plot dan cerita yang acak2an.

Mungkin satu2nya hiburan gue adalah penampakan pocong yang melayang sampe nongol di plafon itu gak kayak film horror laen.

Setting Jawa Tengah dengan dialek maksaim banget bikin fillnya ga konsisten.

Mungkin ini adalah drama komedi segmented yang emang bisa dipahami sama orang Jawa aja dengan jokes-jokes kabupaten yang emang cringe tapi tetep bikin senyum.

SAH.. Katanya emang ga sempurna, tapi emang punya kemampuan bercerita yang baik dengan plot yang emang asyik disimak.

Loeloe Hendra dengan supervisi Sidharta Tata emang beneran ngasih kesegaran baru dengan penyutradaraan yang tampak biasa namun tetap oke.

Akting para aktornyapun oke. Dialek? Jangan tanya, karena semua cast emang orang lokal yang udah wara wiri di film2 khas Jogja

Dari awal sampe mau akhir seru, eh twistnya cuma karena salah satu capresnya sakit hati karena ga menang Pemilu. Wk.

Ya buat film eksyen dengan cerita yang medioker ini buat seru2an aja sih.

G20 ini bisa dibilang film propaganda (?) Tapi yg ga hard selling aja

Viola Davis surely bisa jadi apa aja sih ya.

Final battle-nya seru sih.