Diadaptasi dari kisah nyata, Rodney Alcala, seorang pembunuh berantai sempat-sempatnya ikut dating show yang disiarkan di televisi.

Woman of the Hour tak perlu sibuk bermain di adegan berdarah-darah, melainkan fokus pada bagaimana rentannya kaum perempuan di era 70-an, dilengkapi kritik keras atas tidak becusnya aparat setempat.

Intriguing plot with remarkable directing debut by Anna Kendrick. Thriller yang efektif di segala lini!

Phenomenal body-horror with outstanding story.

Meskipun secara konsep, The Substance tak sepenuhnya baru, gaya penceritaannya nampak sangat fresh; trippy, quirky, and extremely disturbing.

Kritik terhadap show-biz, rasa insecure atas tubuh, sifat dasar manusia yang tak pernah puas, semuanya dibahas dengan rapi dan efisien dengan unsur feminis yang lantang dan berani.

Tak lupa peran Demi Moore dan Margaret Qualley yang gila, what a duo! The Substance deserves that 13 minutes standing ovation and best screenplay on Cannes.

Bold and brutal, Smile 2 is really an efficient and necessary sequel.

Film ini terasa sebagai ekspansi megah dari pendahulunya, segala sesuatu yang sebelumnya nampak kabur akan perlahan dipaparkan satu-satu di sini.

Naomi Scott, what a goddess you are, tak pernah semerinding ini semenjak penampilan Toni Collette di Hereditary (2018). Urusan visual, jumpscare, scoring, plot, semua nampak top notch dan kreatif, terlepas di beberapa titik yang berasa dragging, it's still a heck of a ride!

Provocative, disturbing, a bold bold bold movie about holocaust and banality of evil.

Bagaimana jadinya jika ada kehidupan yang biasa-biasa saja tepat di luar concentration camp tempat ratusan ribu orang dibantai? Anak-anak kecil berlarian, keluarga bahagia makan bersama, jalan-jalan ke sungai, memetik bunga. Hal itulah yang coba ditawarkan oleh Jonathan Glazer dalam film ini.

Uniknya, ia sama sekali tak menampilkan adegan sadis dan berdarah-darah. Hanya potret kehidupan keluarga Nazi yang bahagia, dengan latar belakang suara tembakan dan teriakan yang samar-samar. Film ini seakan-akan menantang indra pendengaran dan penglihatan kita, bagaimana audio dan visual yang saling bertabrakan akan memengaruhi persepsi atau penerimaan kita.

An absolute sick masterpiece!

Saya bingung harus mulai dari mana. Yang jelas, Past Lives masuk ke dalam top 10 film terbaik tahun 2023 versi saya.

Meskipun dari segi cerita, kisah menyoal kehilangan dan cinta segitiga tak lagi asing (In the Mood for Love, Lost in Translation. Already Tomorrow in Hong Kong), Past Lives hadir dengan kisah yang begitu nyata.

Tak ada konflik yang berlebihan, semua tindakan yang diambil tokoh-tokohnya sungguh realistis, hingga ada titik di mana saya lupa bahwa ini film fiksi. Jangan mengharapkan adanya tokoh antagonis untuk memunculkan konflik, karena Past Lives dengan ajaib menanggalkan segala hal yang tak penting dan memilih untuk lebih fokus ke latar belakang maupun relasi antara karakternya, sehingga rasa sakit yang ditawarkan akan awet di benak maupun hati kita.

Please welcome, film terbaik Cannes 2023. Deserved!

Anatomy of a Fall adalah contoh sempurna bagaimana film court-drama seharusnya dikemas. Dengan premis sederhana, seorang suami yang tiba-tiba ditemukan terjatuh dari loteng rumahnya, sehingga asumsi ia dibunuh istrinya atau bunuh diri pun muncul.

Sepanjang 2 jam 30 menit kita akan dihadapkan pada bagaimana upaya sang istri dan pengacaranya membuktikan ia tak bersalah. Sandra Huller patut mendapatkan apresiasi tertinggi di tahun ini untuk penampilannya yang sempurna.

Slow burn nan indah.