Taskya Namya badasss! Cukup seru juga filmnya. Motivasi dari karakternya kenapa harus melakukan pernikahan dengan iblis dan alasan kenapa harus balas dendam cukup dijabarin. Gorenya gila sih. Merinding, bikin ngilu, juga brutal. Filmnya juga ngasih ending yang beda dari yang biasanya. Kalo biasanya ada semacam ada ritual tapi kali ini memilih jalannya sendiri.

Perayaan Mati Rasa jadi salah satu film favorit yang ditonton tahun ini. Drama keluarga dengan elemen musik yang heavy ngasih banyak insight tentang hubungan dalam keluarga dan berbagai perasaan yang menyertainya. Kombinasi family issue dan dunia musik disajikan dengan menarik.

Penggunaan laut sebagai tema ataupun semacam dunia dalam ceritanya menjadi bagian yang disuka. Kedalaman laut menggambarkan kedalaman perasaan karakternya. Dimulai dari yang paling dalam hingga menuju permukaan. Dari yang merasa tenggelam dalam ekspektasinya dan merasa terasingkan hingga bisa menerima diri sendiri dan semua yang terjadi. Ibarat sesuatu yang berada di dalam laut lalu bisa mencapai ke permukaan karena ada suatu tenaga, maka di sini momen kehilangan jadi tenaga itu sendiri. Semacam penanda untuk memasuki zona berikutnya, yaitu perjalanan dan perasaan baru yang dialami dari karakternya termasuk juga hubungan yang terjalin di antara mereka.

Chemistry antar pemain dalam Perayaan Mati Rasa cukup solid dan beberapa momennya ngena banget. Scene pantai dan rekaman paling menguras air mata. Terus yang unik dari karakter-karakter di sini adalah masing-masing punya cerita yang menggambarkan semua rasa. Dari kehilangan, bahagia, sedih, hingga takut.

Musik yang dihadirkan dalam Perayaan Mati Rasa bukan hanya tempelan semata, tapi jadi bagian dari cerita itu sendiri dan menggambarkan emosi dari karakternya. Suka dengan aksi panggung Midnight Serenade dan juga persahabatan di antara mereka yang bisa saling support satu sama lain. Untuk aksi panggungnya berasa lagi nonton live performance dan lagu-lagunya juga bagus. Yang paling suka adalah yang judulnya “Laut”.

Secara teknis suka juga dengan visual dalam Perayaan Mati Rasa. Tone warnanya konsisten dan pas dengan tema yang berhubungan dengan laut. Hal-hal detail yang terlihat di layar tak luput dari perhatianku. Warna, simbol, maupun gambar-gambar di sekitarnya menarik perhatian. Sinematografinya juga cakep. Shot-shotnya bervariasi, diambil dari berbagai angle dan pergerakannya juga cakep. Menangkap setiap emosi dari karakternya dan pas nonton kaya bisa ikut merasakan apa yang sedang dirasakan karakternya.

Perayaan Mati Rasa kaya jadi pengingat bahwa kehilangan orang yang dicinta itu adalah sebuah hal yang pasti akan terjadi yang entah kapan waktunya dan harus dihadapi. Juga jangan pernah lupa bahwa mereka pernah hadir dalam hidup kita dengan segala cinta yang mereka punya yang kadang ngga disadari karena pemikiran yang dibangun diri sendiri. Jangan sampe ngerasa nyesel karena baru menyadari itu ketika mereka udah ngga ada.

Petualangan yang seru dan menyenangkan. Kejutan demi kejutan dihadirkan bahkan sampe di akhir. Visualnya memanjakan mata, ngga bikin bosen. 106 menit bener-bener ngga berasa. Terus yang bikin suka dari film ini adalah cerita dan nilai-nilai tentang keluarga yang bikin terasa hangat dan mengharukan. Bahkan sampe bikin mata berkaca-kaca.