Bhagole dan Prabhata, petani tak berlahan, mencari pekerjaan di kota tapi gagal. Mereka kembali ke desa yang sedang kacau balau akibat kematian petani lokal yang disebabkan oleh harimau. Perselisihan mengenai kompensasi memanas, dipicu dugaan bunuh diri. Ditolak oleh pabrik batu bata yang terlilit utang, pasangan lansia ini bergantung hidup pada putra mereka, Saharsh, yang harus memproduksi 1.000 batu bata setiap hari untuk memenuhi kebutuhan hidup mereka. Di tengah kesulitan, momen indah sesekali menjadi pelipur lara, termasuk sandiwara desa yang menggambarkan kedatangan Dewa Wisnu, melambangkan sebuah harapan. Karena putus asa, Bhagole mengorbankan dirinya demi menyelamatkan masa depan keluarganya. Prabhata pun menyusul Bhagole, dan hutan yang menyimpan 40 tahun kenangan bersama berubah menjadi panggung surreal untuk malam terakhir yang mengharukan.
Dilabeli sebagai horror namun tak efisien dengan segala penampakan dan simbolisnya, beruntung masih...