Kali kedua Donnie Yen mencoba menyutradarai film setelah Sakra di era 2020an, dan secara kualitas ini peningkatan yang cukup baik.

Di saat film2 lain mencoba membuat filmnya terasa "realistis", "grounded", film ini tidak malu2 untuk menunjukan sisi hiperbolis dan eksentrik dari dunia di film ini, dari penggambaran karakter2nya, setting tempat, dan juga adegan2 actionnya, kemungkinan besar ini adalah hal yang Yen pelajari ketika dia terlibat dalam proyek John Wick.

Secara cerita dan plot, untungnya cerita secara garis besar menarik tapi sederhana dan tidak mencoba untuk diperumit sehingga menutupi adegan2 action yang memang jualan utama dari Donnie Yen.

Kekurangan kecilnya paling dari perkembangan plot yang terkesan melompat prosesnya, dan ada juga adegan action yang dirasa perlu dimasukan bukan demi memperkuat cerita, tapi untungnya sisi positif ditambah durasi film yang di bawah dua jam membuat film masih terasa seru untuk diikuti

Setiap film Transformers baru rilis, para Prime Agung melempar koin.

Saya termasuk penonton yang tidak menyukai Rise of The Beast, film Transformers terakhir di masa seudah Michael Bay, dan ketika mengetahui akan adanya film Transformers One ini, berharap mereka tidak mengulangi lagi sisi jelek film itu.

Kabar baiknya, film ini menampilkan interpretasi baru dari franchise ini, mereka peduli dengan karakter2 robot transformers ini, sehingga bisa membuat penonton tertarik mengikuti perjalanan karakter mereka ini, dan bahkan ada beberapa adegan yang secara mengejutkan menyentuh.

Transformers One rilis membawa beban yang tidak ringan dari franchise yang kualitasnya labil, tapi semoga film ini sukses dan diterima dengan baik sehingga para pihak2 di balik layar memutuskan bahwa inilah saatnya mengambil jalur baru dan benar2 move on peninggalan Michael Bay

Fokus utama film ini adalah fan service dan humor meta dan bagaimana menggarap unsur2 itu semaksimal mungkin dengan adegan2 action keras dan berdarah

kalau secara cerita plot, ain't no lie, bye bye bye

Premisnya cukup sederhana, para tornado geek menggunakan insting dan ilmu mereka buat mengetahui lebih jauh mengenai fenomena alam ini ditambah pesan moral mereka juga melakukan ini untuk bisa membantu wilayah-wilayah yang sering terkena bencana tornado ini.

Tapi Lee Isaac Chung mampu meramu premis sederhana itu menjadi sajian seru, sepanjang durasi film tak ada adegan yang terasa membosankan, adegan mengejar tornado seru, adegan interaksi antar karakternya juga menarik.

Live Action Kimi no Nawa benar-benar kehilangan sutradara berbakat untuk menangani adaptasi filmnya

Padahal saya cuman penonton dari film ini, tapi kok ikut malu ya waktu menontonnya?

Buat salah satu sutradara terbaik Indonesia saat ini kualitas dari filmnya bisa disamakan dengan film2 direct to video.

Semoga Mouly Surya tidak menjadi Ang Lee versi Indonesia ketika menggarap film2 bergenre seperti ini ke depannya.

entah bagaimana caranya, tapi setiap kali film ini menggambarkan salah satu emosi, saya selalu bilang, hey, benar kaya begini nih kalo saya juga lagi mengalamin emosi yang sama.

ditambah , ada beberapa humor pop culture yang diolah dengan sangat kreatif, Inside Out ini selain sebagai film hiburan ,bisa juga dianggap sebagai wadah refleksi dan introspeksi diri