ANJIR SUKA LAGI SAMA NIH FILM WKWK

Ali Topan jadi film yang sangat seru dan relate karena menggambarkan keadaan anak skena underground saat ini ditambah penceritaannya yang juga ringan dan mudah diikuti. Genre drama, romantis, action, petualangan dan komedi semuanya nyatu dengan baik. Apalagi musiknya disini gilak banget dari Morfem, For Revenge sama Bangku Taman yang bikin pengen ikutan nyanyi bareng wkwk.

Ditambah jajaran cast yang tampil bagus semua. Chemistry Jefri Nichol dan All Hail Queen Lutesha yang super duper kerennn, bisa dibilang mereka jadi perfect cast buat karakter Ali Topan sama Anna Karenina. Anak-anak komunitas warung seni dari Reza Hilman, Anya Zen, Bang Ari Sihasale, si botak biadab Omara Esteghlal dan Widika Sidmore yang cakep poll. Cast para orangtua nya juga bagus tapi screentimenya kurang.

Kekurangan dari film ini sih masih ada beberapa cerita yang rasanya berlubang, terlalu banyak konflik yang pengen diangkat jadinya kurang tereksplorasi dan product placementnya ngga smooth.

"Bapak lu anjing, mak lu anjing" - Ali Topan

Just see Dakota Johnson, Sydney Sweeney and Emma Roberts in one screen.

This is the first time I've felt mixed feelings when watching the Godzilla franchise, such as trauma, fear, sadness and horror.

The development of an interesting story and characters takes place after the war and nuclear incident in Japan, making everything look even more traumatic and realistic. The appearance of all the characters is also well played and coupled with very good visual effects and very pleasing to the eye, making this film the best in the Godzilla franchise.

Godzilla here really scares me.

Malam Para Jahanam jadi salah satu film horror dengan premis yang cukup fresh namun sayang eksekusinya yang tidak terlalu apik.

Film ini cukup berani mengangkat keributan yang terjadi di 30 September 1965 antara para agamis dan para komunis atau PKI. Film ini juga bagus bisa menggabungkan antara masalah sejarah yang jadi horror karena itu cukup mengerikan dan juga menggunakan zombie, bukan hantu-hantu seperti biasanya. Adegan gorenya juga cukup apik, terlihat sadis.

Tapi yang cukup disayangkan film ini punya eksekusi yang cukup buruk, terutama pada naskah yang aslinya cukup bagus tapi karena batasan durasi jadi berasa banyak plot hole. Terkadang juga dialognya cukup aneh, ditambah banyak juga hal bodoh dan aneh yang terjadi di dalam film. Belum lagi plot twist di ending yang bikin melongo tapi ya gitu ajalah, kek what a plot twist?😭

Penampilan castnya juga not bad aslinya, terutama duo Aghniny Haque sama Djenar Maesa Ayu tampil dengan bagus, Teddy Syach dan Derry Oktami juga tampil baik dan beringas. Tapi tiga cast utama yang jadi pendatang, penampilannya malah biasa aja.

With a story that addresses the conflict between political war and civil war, this film succeeds in presenting a neat, intense and very tense story. Taking a journalist perspective does not reduce the sense of tension this film provides. Everything is also presented realistically and is more disturbing than expected.

The performances of Kirsten Dunst, Wagner Moura and Cailee Spaeny are very good and solid, although Cailee Spaeny character as Jessie is annoying.

Temurun adalah debut penyutradaraan Inarah Syarafina dan film horror pertama dari Sinemaku Pictures yang sangat mengecewakan.

Sepanjang film dibikin bingung sama arah dari film ini karena emang gajelas. Dibawa ke drama tanggung, horrornya juga kurang banget, gaada yang nyampe treatment horrornya sampe akhir film. Banyak juga make jumpscare brisik yang cukup ganggu karena berasa banget elemen horrornya tuh cuma tiap malem doang.

Belum lagi film ini punya naskah yang lemah, meninggalkan cukup banyak pertanyaan dan ditutup dengan ending yang sangat-sangat mengecewakan dan aneh, ngeselin emang. Namun, ada yang bisa diapresiasi yakni scoring lagu klasiknya cukup enak dan creepy, sama judulnya ungu bukan merah.

Penampilan Yasamin Jasem sangat bagus dan maksimal, dan juga Mian Tiara yang akhirnya dapet time screen yang cukup banyak dan tampil dengan menjanjikan. Baru kali ini kayanya, ngerasa penampilan Bryan Domani sama Kiki Narendra agak jelek.

Sinemaku mending fokus di drama aja ya, ditunggu Bolehkah Sekali Saja Kumenangis sama Perayaan Mati Rasa nya.