Ada perasaan campur aduk setelah saya menonton karya George Miller yang satu ini, disatu titik saya senang bagaimana filmnya tetap menjanjikan pengalaman car chase pemacu adrenalin di padang gurun yang gersang yang sudah di gas sedari awal sampai akhir dengan berbagai trik dan variasi kendaraan yang selalu beraksi over the top, tapi disisi lain ia punya penceritaan yang juga tak mau kalahnya, tidak mau sesimple sekuelnya, konfliknya lebih padat, pusaran plotnya menghadirkan dinamika yang ga sekedar kejar2an, melainkan intrik politik perebutan kekuasaan yang dilakukan Dementus (Chris Hemsworth) pada kerajaan Immortan Joe yang jadi cikal bakal biang keladi 'masalah' dalam film ini. Kemasan cerita prekuel ini sebetulnya menarik, dibagi lewat beberapa babak, dari sudut pandang Furiousa (Anya Taylor Joy) dari anak kecil yang hidup nyaman di greenplace sampai akhirnya mengalami kerasnya bertahan hidup ditengah konflik maskulinitas, sayangnya ada beberapa detil cerita yang kerap sering diringkas, kerasa hilang dan melompat2, seakan cerita yang padat dipaksa mengikuti derasnya pacing aksi, sehingga ga ada keseimbangan diantara keduanya. Ditambah beberapa momen terlalu menggunakan efek cgi yang buruk, meski untungnya ini ga terlalu banyak, ditutupi hingar bingar ledakan, teriakan keras, suara engine mobil yang renyah dan menghibur. Untuk segi akting, saya ga ragu, apalagi 2 pemeran Furiosa yang transisi anak ke dewasanya serasa mulus, dan yang paling menonjol adalah Chris, meski aura Thor-nya masih kebawa, antara wibawanya sebagai leader dan kelakuan konyolnya yang rada gila. Saya sebetulnya berekspetasi lebih pada adrenalin nonstop di Fury Road, tapi kadang film ini terpaksa membaginya dengan penceritaan yang lebih sering menghadirkan tensi yang naik turun. Tapi, ini cukup memuaskan, kegilaannya masih kerasa, aksinya keras dan jawdropping dengan kendaraan2 anehnya.