Film Dreamworks satu ini bener-bener menyentuh dan heartwarming banget, ceritanya kisah seorang robot pelayan bernama Roz yang terdampar di sebuah pulau tak berpenghuni yang dipaksa beradaptasi dengan lingkungan alam yang keras dengan segala hal diluar program dan sistemnya sebagai robot pelayan manusia, yang mencoba menjalin ikatan dengan para hewan liar sampai akhirnya ia menemukan seekor bayi angsa yatim piatu dan merawatnya.
Christopher Sanders yang sukses dengan film How to Train Your Dragon ini kembali membawa kisah hubungan 2 dunia yang berbeda, antara robot cerdas dan para hewan liar penghuni pulau. Film ini cocok buat ditonton semua umur karena ceritanya yang ringan dan gampang dicerna, tapi dibalik itu semua film ini menuturkan arti menjadi manusia, setiap kali Roz berkomunikasi dan belajar melalui cara para hewan hidup, disitu pula ia menyadari menemukan jati dirinya yang memiliki emosi dan hati layaknya manusia.
Film ini hampir menihilkan sosok manusia demi menonjolkan bahwa kehidupan yang lebih manusiawi pun dapat ditemukan dibalik hutan dan pepohonan yang jauh dari peradaban, lewat sudut pandang hewan yang sebetulnya tetap digambarkan hidup berdampingan dan berkoloni sebagai dasar insting bertahan hidup, tapi tetap menampilkan problematika dasar seperti pengasuhan anak dan pengucilan sosial.
Sebetulnya film ini tidak menawarkan latar masalah dan konflik yang lebih berat, hanya sekelumit masalah kecil yang dihadapi Roz yang belajar menjadi sosok ibu bagi Brightbill yang lalu beranjak remaja menghadapi tantangan sebagai seekor angsa dewasa, ditemani Fint seekor rubah yang awalnya ingin memangsa Brightbill kini setia menenami mereka berdua sebagai mentor dan sahabat. Tapi hal-hal kecil dalam perjalanan film ini selalu membuat saya tersenyum dan terbawa lewat tingkah polah lucu dan polos Roz dan para hewan yang kerasa adorable, ditambah visual animasinya kerasa luar biasa, shot-shot didalamnya sanggup menangkap momen emosional yang ga sekedar indah tapi jauh sentimentil dan menyentuh hati.