Gowok: Kamasutra Jawa adalah sensualitas mistis yang ditawarkan Hanung Bramantyo dengan perlahan tapi membius sepanjang film.

Memang, ada hal-hal teknis yang kurang tapi gak menutupi bahwa industri kita perlu penyegaran film semacam ini di tengah hiruk pikuk genre lain.

Di sisi cerita, mungkin memang Hanung ingin memberikan beberapa plot yang bisa berjalan bersama, meski sebenarnya jika strict pada satu plot saja bisa jadi lebih fokus.

Layer bercerita yang kadang timpang tindih ini adalah salah satu dari sedikit kelemahan film ini

Sementara teknis lain yang samgat disayangkan adalah camera works saat malam tiba khususnya di ending yang terasa raw dan gelap. Sehingga tidak menimbulkan rasa nyaman di mata. I know its Hanung's style when we're watching.

Ini ruang improvement beliau.

Casting Director however beneran ngasih credit lebih. Ratri muda dan dewasa beneran mirip. Alika Janitina bener2 versi muda Raihaanun dengan kemampuan akting setara.

Sementara, Devano beneran upgrade. He is godd with ngapak aksen yang on point.

Above all, Lola Amaria BEST!

Mungkin jika plot politik dibuang, bisa jadi akan lebih fokus. Tapi kalaupun ga dibuang emang kerasa ada yang kurang, apalagi setting tahun yang emang penuh gejolak politik.

Gowok adalah refreshment di industri kita.

Gue baru kali ini liat sex scene yang syahdu dan apik.