Setelah menghabiskan tenaganya untuk melayani umat dan orang saleh yang dia hormati sejak kecil, serangkaian kehilangan dan pengkhianatan mendorong Kiran ke ambang batasnya. Kecewa, ia merebut kembali tubuh dan pikirannya dari agama dan menggunakannya untuk kepentingannya sendiri. Semuanya tampak baik-baik saja buat Kiran, anehnya pemberontakannya tak terasa cukup memuaskan. Kiran memutuskan untuk meningkatkan pembangkangannya, menjerumuskannya makin dalam pada bahaya, yang entah akan memubuatnya jadi bijaksana, atau mendorongnya ke jurang tanpa dasar.
Peringatan di awal film ini ngga main-main, karena isinya memang bisa saja membuat beberapa penonton marah, terganggu, kaget, bahkan mungkin memaki-maki. 'Tuhan, Izinkan Aku Berdosa' adalah film yang sangat emosional dan berani. Keras dalam bercerita, namun ada sisi lembut yang membuatnya berkesan.
Mempertanyakan keyakinan dan menantang Tuhan adalah hal yang sangat sensitif untuk diangkat menjadi film. Mungkin beberapa orang menganggapnya kontroversial. Tapi tergantung bagaimana penyajiannya, menurut gue bisa dijadikan bahan pembelajaran juga.
Film 'Tuhan, Izinkan Aku Berdosa' menyajikan kritik sosial tentang oknum-oknum yang kerap menjadikan agama sebagai pakaian sehari-harinya, untuk menutupi tubuh yang kotor dan penuh dosa. Seperti realita yang ada saat ini, agama terkadang dijadikan sebagai perisai untuk berbuat jahat.
Menjelang akhir, film ini menancapkan pesan yang sangat kuat. Sebuah pesan yang (bermaksud untuk) mengatakan bahwa kebaikan tidak akan kalah, hanya jalan menuju ke sana akan sangat berat. Klise? Memang. Tapi buat gue, cara penyajiannya sangat baik dan kena banget feel-nya.
Secara keseluruhan, Tuhan, Izinkan Aku Berdosa adalah sebuah film yang (mungkin) akan sangat sulit dicerna sisi positifnya oleh beberapa orang. Namun film ini buat gue adalah sesuatu yang penting. Menyakitkan untuk ditonton, tapi pada akhirnya mampu meneduhkan hati.
Trigger warning: Film ini memiliki rating dewasa, karena ada adegan-adegan seks kontekstual, rape, serta kekerasan fisik terhadap perempuan yang bisa menimbulkan rasa ngga nyaman bagi (sebagian) penonton.