Endah (Ersya Aurelia), Fadhil (Arbani Yasiz), Dwi (Moch. Arif Alfiansyah), Hendra (Bukie B. Mansyur), Wati (Wavi Zihan), Ningsih (Erika Carlina), dan Franky (Benidictus Siregar) berangkat bersama puluhan orang lainnya ke sebuah pabrik gula untuk menjadi buruh musiman. Setiap tahun pabrik gula mempekerjakan orang-orang dari desa sekitar untuk mempercepat proses penggilingan tebu di musim panen. Awalnya semua berjalan wajar tanpa keanehan, sampai suatu malam, Endah terbangun dan keluar dari mes/loji tempatnya menginap demi membuntuti sosok misterius. Sejak kejadian malam itu, para buruh mulai mengalami teror yang terus meningkat, mulai dari kecelakaan kerja yang menimpa salah satu dari mereka, sampai tewasnya seorang buruh secara mengenaskan di sumur belakang. Kemudian terungkap bahwa pabrik tersebut berdampingan dengan kerajaan demit, sesuatu telah membuat para demit marah sehingga sekarang mereka menuntut nyawa para buruh.
Pas kemaren nonton yang uncut, ya meski katanya cuma beda 1 menit doang.
Well, seperti yg udah pernah gw tweet, Pabrik Gula ini well made horrornya Awi Suryadi (lagi) karena craftmanshipnya yang oke meski kita bisa mengabaikan ceritanya.
Sisi teknis Awi juga makin dewasa.
Meski gak dibarengin sama akting castnya yang wah, tapi buat gue stance film ini jelas ketimbang cerita dari Simplemen yang lain.
Segala hal yang terjadi di Pabrik Gula, pesugihan dan larangan yg dilanggar. Semua masih masuk akal.
Sekali lagi, dialek Jawa Timuran di film ini masih belum tajam dan itu yg mungkin salah satu kekurangan Pabrik Gula. Kekurangan lainnya adalah sound yang menggelegar dan cenderung berisik yg buat gue terlalu over untuk ukuran film horror.
Selebihnya, filmnya gak jelek.