Sebagai seorang anak pertama, IAN (Iqbaal Ramadhan) berjuang meraih mimpinya bersama para sahabatnya dan berusaha keras memenuhi semua ekspektasi yang ia bangun hingga membuatnya jauh dari keluarga. Namun, ketika sebuah peristiwa besar membuat Ian kehilangan orang tuanya secara tiba-tiba, Ian berusaha selalu kuat dan mengubur semua perasaannya hingga ia mati rasa.
Perayaan Mati Rasa bercerita mengikuti arus yang digambarkan sebagai simbol dari film ini, laut dan dominasi warna biru adalah bagaimana isi perasaan Ian Antono, anak pertama yang selalu merasa terbebani sebagai anak dan kakak dalam hidup yang gak sempurna.
Umay sebagai Sutradara dan satu dari beberapa penulis di film ini mampu mempresentasikan perasaan dlmseriap karakter yg dibuat untuk film ini, bukan hanya Ian namun semua yang terlibat. Secara emosi, Perayaan Mati Rasa mampu mengcapture perasaan itu.
Iqbaal bermain baik.
Dari semua karya Sinemaku, sebagai pengalaman pribadi Perayaan Mati Rasa beneran ngasih impact yang cukup.. ya.. nyesek buat gue.
Hubungan Ayah-Anak yg dipenuhi ekspektasi, masing2 saling memendam rasa sampai di titik "mati" hingga kadang kayak ga ada jalan keluarnya lagi.
Beberapa kali tercekat dengan emotional roller coaster, dan satu scene yang bikin gue ambyar. Gak sampe nangis sesenggukan juga, tapi nyeseknya berasa di scene itu.
Permainan emosi pemainnya juga oke banget, hampir ga ada waste of talent.
Karya Umay yang buat gue khususnya jadi lebih personal, lebih ngena dan kali ini mungkin gak seberat film2 dia sebelumnya menurut gue.
Karena mungkin setelah menonton ini, kalian pengen meluk orang tua (yg masih ada) atau mendoakan (yg sudah gak ada) agar mereka terus bahagia