Bhagole dan Prabhata, petani tak berlahan, mencari pekerjaan di kota tapi gagal. Mereka kembali ke desa yang sedang kacau balau akibat kematian petani lokal yang disebabkan oleh harimau. Perselisihan mengenai kompensasi memanas, dipicu dugaan bunuh diri. Ditolak oleh pabrik batu bata yang terlilit utang, pasangan lansia ini bergantung hidup pada putra mereka, Saharsh, yang harus memproduksi 1.000 batu bata setiap hari untuk memenuhi kebutuhan hidup mereka. Di tengah kesulitan, momen indah sesekali menjadi pelipur lara, termasuk sandiwara desa yang menggambarkan kedatangan Dewa Wisnu, melambangkan sebuah harapan. Karena putus asa, Bhagole mengorbankan dirinya demi menyelamatkan masa depan keluarganya. Prabhata pun menyusul Bhagole, dan hutan yang menyimpan 40 tahun kenangan bersama berubah menjadi panggung surreal untuk malam terakhir yang mengharukan.
Pengalaman pertama nonton film arthouse India yang untungnya gue masih bisa menikmati.
Tetap dengan cerita grounded ala India tentang kemiskinan struktural sampai ketimpangan sosial anyara si Kaya dan si Miskin.
In the Belly of a Tiger jelas pengalaman yang mengesankan.
Paruh awalnya gue mikir ini film bakal ada twist2 ala film India pada umumnya, rupanya enggak 🫵
Paruh akhirnya sih yang gue suka banget, scene deep talk ngomongin keluarga, reinkarnasi dan kehidupan itu bener2 masuk banget sama feel filmnya.