Thongkam dan Sek, pasangan gay yang setia, telah bekerja keras untuk membangun kehidupan bersama, termasuk memiliki rumah dan kebun durian di Mae Hong Son. Tragedi datang saat Sek tiba-tiba meninggal dalam kecelakaan, mengungkapkan bahwa mereka tidak pernah menikah secara sah di Thailand, sehingga Thongkam tidak memiliki hak atas aset mereka. Rumah dan kebun durian sekarang menjadi milik ibu Sek, yang pindah bersama putri angkatnya 'Mo' dan tukang kebun 'Jingna'. Thongkam sekarang harus berjuang untuk mendapatkan kembali hasil dari cinta dan usahanya.
Terlepas dari dramatisasi yang sedikit over, The Paradise of Thorns ini punya sisi cerita yang kuat, sinematografi yang apik dan twist yang bikin kaget.
Perebutan warisan ala sinetron tapi dikemas dengan cara yang mengesankan.
Jeff Satur dan Engfa Waraha ngasih performa yang bagus sepanjang film, emosinya mereka dan bagaimana mereka berseteru itu beneran kena.
Ikutan kesel, ikutan sebel tapi juga ikutan ngerasain sakitnya ditinggalin orang yang kita sayang
Sebagai Negara yang sudah mengakui pernikahan sejenis, misi penulis untuk ngasih tau tentang LGBT rights di film ini juga mungkin salah satu highlight penting, gimana hak-hak mereka setelah menikah dengan pasangannya itu juga masih terabaikan oleh society.