Kaka Boss (Godfred Orindeod), seorang debt collector sukses, ingin banting setir menjadi seorang penyanyi demi menyenangkan hati anak gadis semata wayangnya yang duduk di bangku SMA. Sayangnya, suaranya fals, dan tidak ada satu pun yang berani bilang, baik anak buah Kaka Boss, maupun orang-orang di studio rekaman. Mereka pun lanjut membuatkan Kaka Boss sebuah single. Sebuah bom waktu yang akan meledak dan siap memicu kekacauan. Apa yang akan terjadi selanjutnya?
Beberapa hal yang menurut gue Kaka Boss ini adalah film terlemahnya Imajinari adalah karena mungkin gue sedikit ngerti bagaimana agar komedi ala Indonesia Timur ini tetap bisa dinikmati seluruh Masyarakat kita sehingga Arie Kriting bermain sangat aman di sini.
Gue sudah berharap, dengan penulisan Arie sehsrusnya jokes-jokes ala Indonesia Timur ini jadi lebih kuat (?) Dan lebih bold (?) Tapi ya sayangnya itu gak bisa dihadirkan secara maksimal di Kaka Boss ini.
Memang ada beberapa yang hit tapi kebanyakan missed. Sayang sekali
Tapi, untuk bagian drama-nya bolehlah 30 menit terakhir ini beneran ngasih feel yang cukup bikin trenyuh dengan eksekusi yang cukup baik. It feels draggy in the front but strong in the end.
Apakah Kaka Boss ini menghibur? Ya Pastinya.
Yang jelas, kita akan punya bintang baru yang akan bersinar jika diasah lebih serius lagi. Dia adalah Glory Hillary