Ketika sedang memulung di ujung terdalam sebuah stasiun luar angkasa yang terbengkalai, sekelompok pemukim luar angkasa muda berhadapan dengan makhluk hidup paling mengerikan di alam semesta.
Awalnya, gw berekspektasi film Alien: Romulus yang disutradarai Fede Alvarez ini tetap menjadi film nostalgia, plus diperindah dengan penambahan daya tawar dari kebaruan ky yg pernah ditawarkan Prometheus (2012).
Terkait sesuatu yang baru, selain dari jualan cast-cast good looking yang fresh untuk generasi terkini, kejutan dari yang diharapkan itu terasa minim. kekuatannya lebih ditekankan kepada unsur “reminiscing”dari sejumlah homage karya lamanya Ridley Scott terdahulu, dari mulai set design, perintilan retro futuristic yang khas, practical effects, creature design, detail adegan, sampai ke komposisi karakter-karakternya.
Walaupun begitu, hal yang bisa diapresiasi dari film ini terbilang cukup banyak. Pacing yang cukup efektif, jumpscare yang bangsat, special effects yang nyaris tanpa cela… menawarkan tontonan yang entertaining lewat jalur sci-fi horror yang khas a la film Alien. Perpaduan claustrophobia, alienasi, dehumanisasi, nictophobia, lendir-lendir jahannam dan hal-hal menyebalkan lainnya memaksa mental kita untuk selalu extra-anticipating.
Sayangnya, ternyata keseruan itu cepat menguap ketika keluar bioskop, karena kurangnya penyediaan ruang diskusi dari segi ide penulisan, dan closure cerita yang cenderung terlalu cari aman.