Abang dan Adi adalah penduduk asli Malaysia, namun mereka hidup tanpa kartu identitas. Mereka terdampar di Pudu, yang memiliki pasar basah kuno. Dahulu, tempat ini merupakan komunitas paling makmur di kota, tetapi sekarang telah usang dan bobrok. Mereka tidak dapat menikmati hak dan kesejahteraan warga pada umumnya dan tidak dapat mengajukan paspor atau bahkan rekening bank. Abang, sang kakak, terlahir tuli dan satu-satunya tujuannya dalam hidup adalah bekerja keras demi kehidupan yang mapan. Sebaliknya, Adi, enggan menyerah pada nasibnya dan terlibat dalam penjualan kartu identitas palsu demi menghasilkan uang cepat, dan meninggalkan tempat itu bersama Abang. Seorang pekerja sosial bernama Jia En dari sebuah LSM datang. Dia adalah seorang gadis yang baik hati yang berusaha keras membantu dua bersaudara ini untuk mengajukan kartu identitas yang sah. Namun, kecelakaan fatal kemudian terjadi dan sekali lagi membuat Abang dan Adi dalam kesulitan.
Abang Adik adalah film drama yang bikin nonton tuh ga nyaman, kayak hidup yang punya banyak pilihan tapi kadang kita bisa salah milih atau emang ditakdirkan dalam pilihan yang sudah ada.
Persaudaraan yang erat dengan chemistry apik ini nunjukin kalau saudara akan melalukan apapun demi kebahagiaan yang lain.
Kisah pilu nan getir ini juga ngasih sentilan buat dari kondisi imigran gelap pada umumnya di Asia Tenggara.