Bertahun-tahun setelah kepemimpinan Caesar, seorang kera muda memulai perjalanan yang akan membuatnya mempertanyakan semua yang telah dipelajarinya tentang masa lalu, dan membuatnya mengambil pilihan-pilihan yang akan menentukan masa depan kera serta manusia. Seorang wanita muda menjadi kunci dari pencariannya, meski ia punya rencananya sendiri.
Menjadi lembaran baru dari kisah kera vs. manusia, KINGDOM OF THE PLANET OF THE APES menghadirkan dunia 3 abad pasca “War for the Planet of the Apes” di mana Caesar hanya menjadi sebuah cerita lama di dunia baru yang di ambil alih oleh dominasi spesies kera pintar yang saling berseteru memperebutkan kekuasaan. Sementara manusia sendiri terancam punah.
Kehilangan sosok sekuat Caesar bersama Andy Serkis jelas jadi pukulan telak buat KINGDOM OF THE PLANET OF THE APES untuk bisa meneruskan kejayaan franchise ini dengan mulus. Tapi pertunjukan mesti berlanjut. Kini mereka membentuk sosok jagoan baru bernama Noa, seekor simpanse muda untuk menggantikan sang legenda yang sudah meletakan pondasi sangat kuat di tiga seri sebelumnya.
Ini jelas jadi pekerjaan berat buat sutradara Wes Ball, karena gak cuman kekurangan karakter-karakter kuat dan momen-momen yang memorable, narasi garapan Josh Friedman yang mencoba memulai kembali perseteruan beda spesies ini pun gak punya cukup tenaga untuk menjadikan installment ke-4 nya ini bisa bersinar seperti yang dilakukan “Rise of the Planet of the Apes” yang sama-sana berposisi sebagai awal dari seri baru “Planet of The Apes”.
Namun semua kekurangan itu masih bisa dimaklumi karena ini baru awal dari sesuatau yang baru, dan saya cukup senang sama endingnya, memberi sebuah rasa excited tersendiri menanti kelanjutannya, terutama cerita dari pihak si lemah untuk mendapatkan tempatnya kembali di bumi. Semoga bisa lebih baik.