Johan (20) dan Mama (39) tinggal di sebuah taman buaya yang terbengkalai. Ayah Johan tidak ada, tetapi Mama menyebut seekor buaya putih di taman itu sebagai ayah Johan. Mama sangat protektif terhadap Johan. Namun, setelah muncul seorang gadis muda, Arumi (23), keseimbangan dalam hubungan Johan dan Mama goyah. Mama tidak setuju dengan hubungan tersebut, dan ketidaksukaannya ditunjukkan melalui perilaku yang aneh.
Tumpal Tampubolon memang tahu betul bagaimana ngasih cerita yang punya impact secara emosional. Sepanjang nonton Crocodile Tears, gak henti-hentinya gue amaze sama layer bercerita dia hingga eksekusi yang intensitasnya terus naik dari awal sampai akhir.
Dari cerita itu, kemudian ditranslasikan oleh tiga karakter utama yang bermain sangat baik.
Yusuf Mahardika dengan range emosi yg ditahan, sangat susah ngasih ekspresi itu. Tapi dia berhasil.
Zulfa Maharani yang menurut gue ini penampilan terbaiknya sepanjang dia maen film
Dan tentu saja, the star of the show: Marissa Anita.
Penampilan memukau dengan ekspresi yang kuat bikin karakter Mama ini either we love it or hate it. Dan Marissa berhasil membawakannya.
Awalnya gue fikir ini bakal jadi film yang bergenre horror suspense, tapi rupanya jauh dari itu bahkan bisa dibilang lebih horror.
Crocodile Tears berhasil bikin gue bengong di endingnya yang 🤯🤯🤯
Production Desain-nya juga 👌👌👌