All of you of this Earth, when the mourners take their seventh step in leaving your grave… Question from the Angel of Death should be answered. If you fail, so shall it come:
Siksa Kubur menampilkan perwujudan konsep dari konsekuensi melalui cara yang keras dan ekstrem, sambil mengekspansi pemahaman terhadap keimanan, dengan bermain di ranah horor religi yang memprovokasi logika, merombak pola pikir klise, perlahan menyayat, lalu menyisakan after taste yang pahit.
Ketakutan yang dihadirkan dalam Siksa Kubur cukup berbeda dengan film horor sejenis. Penempatan jump scare-nya juga terasa sangat tepat karena alur ceritanya yang berjalan lambat. Semacam ingin mengingatkan penonton untuk rehat sejenak di tengah padatnya narasi dan dialog. Efektif.
Selain itu, desain audio juga menjadi penggerak yang baik di setiap adegannya. Suara-suara yang dihadirkan dengan sangat baik untuk membangun suasana ngga nyaman, menjadi salah satu kekuatan yang membuat visual dari film ini tambah intens. Ada satu adegan gore yang planting-nya rapi banget.
Siksa Kubur banyak mengedepankan sekaligus mengeksploitasi sisi psikologis dari para karakternya, sehingga membuat penokohannya menjadi solid, apalagi ditambah dengan akting yang berkelas. Semakin meningkatkan kualitas film ini.
Seperti film Joko Anwar pada umumnya, Siksa Kubur pun banyak menimbulkan pertanyaan ketimbang memberikan jawaban yang utuh. Film ini berpotensi besar untuk menjadi materi diskusi berkepanjangan. Salah satu cara yang biasa digunakan oleh Joko Anwar untuk membuat karyanya tetap "hidup".
Hukum sebab akibat yang dominan menjadi bumbu penyedap yang mempertebal narasinya. Dialog-dialognya menyelipkan pesan, tanpa terdengar menggurui. Walau begitu, visualisasi yang depresif (mungkin) dapat menimbulkan rasa ngga nyaman buat sebagian penonton.
Secara keseluruhan, Siksa Kubur adalah sajian film horor religi yang berhasil membuat standar baru di genre-nya. Bukan hanya memicu rasa takut, namun juga memberikan motivasi untuk beribadah. Ngga bisa berkata-kata sama klimaksnya yang epik. Jarang ditemukan di film-film horor religi belakangan ini.