Jefri (Arya Saloka) dan Sarah (Davina Karamoy) adalah pasangan selingkuh yang kini harus mati-matian membuat alibi, ketika jenazah Sofia (Marissa Anita) sang istri sah yang mereka bunuh, hilang dari kamar mayat. Arya Pradana (Bront Palarae), penyidik dari kepolisian, mengerahkan segenap logika untuk menemukan kebenaran. Apakah jenazah itu hidup kembali dan menuntut balas pada pembunuhnya?
A very interesting attempt to recreate a Hitchcock’s cult classic thriller inspired, and somehow it works for the better parts. Mood visual, color blocking, dan musiknya cukup mendukung kemisteriusan cerita. Openingnya cukup menggelegar, namun setelahnya tensi cerita agak melorot di satu jam pertama karena clue-clue yg ditampilkan tidak mind blowing, sehingga durasi di awal terasa sangat panjang dan cukup membosankan. Namun di satu jam terakhir tensi cerita mulai naik lagi secara perlahan sampai peak-nya di ending dgn twist yg jaw dropping.
Bront Palarae memberikan performa akting karismatik dgn sorot mata menyelidik. Namun bintangnya adalah Arya Saloka dgn akting “muka dua”-nya yg cukup impressif. Davina Karamoy kembali berakting sebagai pelakor, which is not a good look setelah peran yg sama ia mainkan dalam “Ipar”, tapi endingnya cukup memuaskan bagi karakternya. Overall, thriller yg sangat baik. Bravo.