Naskahnya ditulis anak SMP, aktornya satupun gak ada yg bisa akting, dan ceritanya bapuk.
Jadi film dibuka dgn empat orang anak muda (yg sudah tidak kelihatan muda lagi, mungkin mereka casting film ini tahun 2004 dan syutingnya dimulai 20 tahun kemudian) melakukan perjalanan ke pelosok desa yg terpencil untuk melakukan renovasi rumah. Gak tahunya desa terpencil tsb tidak terpencil tapi lebih mirip desa wisata. Rumah yg mau direnov pun ternyata adalah resort yg masih dalam kondisi sempurna tidak perlu direnov. 4 org ini pun gajelas kerjanya apa, mereka cuma 2 menit duduk ngumpul di ruang tengah sambil membuka laptop dan membicarakan ttg membangun kolam renang sambil menunjuk-nunjuk gambar dinding rumah tsb. Apakah kolam renang akan dibangun di dalam dinding rumah? Cuma mereka dan Tuhan yang tahu. Selebihnya, mereka sibuk merekam video, berkhayal mengerjakan proyek renov yg lebih besar, main gamelan, latihan nari, mandi, dan menjerit2 ketakutan saat gorden ditiup angin.
Nah, Kliman, si pembangun rumah tsb marah karena dia tidak diperkerjakan untuk merenov rumah tsb oleh pemilik rumah, Darti. Alih2 menelepon Darti utk menanyakan kenapa bukan dia yg diperkerjakan, Kliman malah pergi ke dukun untuk mengirim setan ke rumah itu untuk menakut2i 4 orang “anak muda”. Saat diminta dukun untuk mencari syarat berupa abu jenazah dan ayam cemani, Kliman tampak bingung hendak mencari kemana. Tapi jangan kuatir karena 2 menit kemudian Kliman dan kroco-kroconya berhasil nenemukan 2 syarat itu, bahkan dukun (yg mirip Morgan Oey dgn make up tebal ala personel band Kiss) belum sempat menghabiskan minuman dari gelas kosongnya yg sudah ada sejak saat dukun menyuruh Kliman.

Hal yg unik dari film ini adalah, banyak flashback yang menjelaskan mengenai sinden melati (ibunya darti) dan saingannya yg sudah lama mati. Kini Darti sudah dewasa dan menjadi pewaris rumah, namun org2 yg dulunya ada di sekitar melati, termasuk kliman, dukun dan mbok ketua sinden, tidak bertambah tua sedikitpun, masih sama tampangnya. Justru yg makin tua adalah si 4 “anak muda”.
Anyway, dukung perfilman Indonesia. 🥲