Four friends who set up a haunted house ride at the night market which unfortunately didn't sell, found the body of an old man who had a heart disease and they decided to bury his body in the haunted house and it turned out to be a spooky haunted house that sold well.
Agak laen emang!
Sebagai film komedi horor, "Agak Laen" mampu memberikan kesegaran dari segi cerita. Premisnya unik, juga mampu membangkitkan unsur komedi dalam filmnya.
Pengarahan Acho kuat dalam hal komedi, namun adakalanya kurang dalam sisi drama. Beberapa dialog dalam adegan drama terasa kaku dan kurang natural, entah Acho sengaja menjadikannya sebagai parodi dari film-film drama (sebagaimana adegan di akhir tatkala Bene bertemu kembali dengan wanita yang hendak ia nikahi), atau memang kurang mampu bertutur secara rapih.
Akting para pemain yang didominasi oleh komika berhasil menghidupkan suasana komedi dalam film ini. Penonton tak berhenti diajak menertawakan kekonyolan karakter-karakternya.
Acho juga turut menghadirkan kritik sosial melalui komedi yang ia tulis, beberapa contohnya seperti : praktek pungli, isu politik, tuntutan materi tatkala ingin menikah, hingga menyentil perihal sikap masyarakat yang kerap berlebihan tatkala membahas perihal agama (melalui kalimat "Lo sengaja nyindir-nyindir Islam hah!?")
Keberhasilan "Agak Laen" dalam menghadirkan kesegaran dan hiburan yang maksimal dalam ceritanya nyatanya mampu membuat penonton tertarik. Terbukti, film ini telah mencapai 1 juta lebih penonton hanya dalam waktu 4 hari penayangan. Sebuah gambaran bahwasannya penonton sudah mulai menerima keragaman cerita yang ada dalam industri perfilman kita.
Imajinari sejauh ini berhasil membuktikan bahwasannya film-film yang dibuat mampu menghadirkan kualitas dan mengembangkan potensi sinema Indonesia yang selama ini masih terpendam.