Desa itu masih menyimpan misteri. Kepingan demi kepingan misteri terungkap, termasuk teror dari entitas paling ditakuti yaitu, Badarawuhi.
KKN itu ibarat nasi hambar, sedangkan Badarawuhi ini nasi yang sama tapi dikasih bumbu dan gulai sebagai penyempurna. Film garapan Kimo Stamboel ini mengusung kisah prekuel, tapi saya rasa ini cuman versi reboot yang dibuat untuk merevisi kesalahan2 dan masalah sekuelnya, karena hampir beberapa sekuens adegan yang sudah ada disuntikkan lagi, tapi dengan karakter, motif dan cerita yang berbeda. Tapi, untungnya dari segi penyajian cerita terasa enak diikuti, lebih rapi, dan visualisasi horornya juga lebih kerasa meski formulanya tetap sama. Sayang filmnya buat saya kurang menakutkan saja, meski banyak penampakan Badarawuhi disini, tapi jelas ga ada sesuatu yg bikin bulu kuduk merinding atau wajah seram kecuali ibunya ratih dengan mata merahnya, walau atmosfer dan permainan jump scare yang ga terlalu banyak ini cukup efektif. Kimo juga berusaha memangkas beberapa absurditas dan alur konyol di film KKN, meski masih kecolongan dengan inkonsistensi dari keputusan2 karakter di film ini, selain Mila, Ratih dan Yuda, beberapa karakter juga seperti Arya dan Dito kehadirannya dianggap kurang penting. Diluar kekurangan itu, seperti inilah film KKN harus dibuat, bahkan tema soal tarian lokal dan kutukan di film ini betul2 ditonjolkan, adegan yang sempat dipotong di cerita aslinya pun semisal kuburan didesa pun diperlihatkan.