Kaka Boss (Godfred Orindeod), seorang debt collector sukses, ingin banting setir menjadi seorang penyanyi demi menyenangkan hati anak gadis semata wayangnya yang duduk di bangku SMA. Sayangnya, suaranya fals, dan tidak ada satu pun yang berani bilang, baik anak buah Kaka Boss, maupun orang-orang di studio rekaman. Mereka pun lanjut membuatkan Kaka Boss sebuah single. Sebuah bom waktu yang akan meledak dan siap memicu kekacauan. Apa yang akan terjadi selanjutnya?
Cukup menghibur, tapi tidak meninggalkan kesan apa-apa. Padahal secara premis, film ini luar biasa menarik, potensial dan nakal!
Tapi ini menjadi bukti kongkret, kalo premis bagus aja gak jaminan filmnya bagus.. Apalagi kalo.. Yaah silahkan isi sendiri...
Kaka Boss sangat jauh jika disandingkan dengan film-film Imajinari lainnya. Arie Kriting harus belajar banyak pada Benedion, bagaimana menulis, menceritakan dan mengemas Drama Komedi, yang saling menguatkan.
Gimana komedi terjadi pada situasi-situasi yang menempel dengan plot. Bukan hanya jokes diksi minim arti!
Durasi 120 menit, sebenernya bisa dipangkas menjadi 90 atau 100 menit. Alhasil membuat film ini draging! Apalagi ditambah dengan banyak punchline yang miss! Ada yang lucu, tapi sedikit. Kebanyakan misss.
Untungnya didukung oleh mayoritas cast-cast keren, sehingga masih enak buat diikuti. Meski tak jarang selama film, nyempetin cek handphone, karena beberapa titik tayangan layar bioskop terasa membosankan.