Seorang pelukis yang dikenal lewat karya-karya micro painting yang mendunia, baru saja pulih dari kecelakaan. Ketika ia berusaha kembali menjalani hidupnya, seorang perempuan tua tiba-tiba datang dan mengaku sebagai ibunya. Tapi dia tidak ingat wajah ibu yang dia tinggalkan 18 tahun yang lalu. Alif (Rio Dewanto) terseret masuk ke dalam sebuah rahasia kelam. Terinspirasi dari folklore paling ikonik di Indonesia, Malin Kundang, film ini menafsirkan kembali cerita rakyat dalam balutan drama misteri yang mencekam.
Come and See Pictures memberikan akhir yang bahagia ("happy ending") kepada kisah kelam yang selama puluhan tahun menjadi penghakiman. Atmosfer positif di sepanjang film, biarpun menyangkut tragedi; tidak terasa stres, malah bisa menikmati.
Ego yang tersirat sangat-sangat tipis; film rendah ego. Berbeda dengan kebanyakan film-film MCU, Dwayne Johnson, atau bahkan film-film festival (Alpha, Resurrection, dll); yang ego filmmakernya masih terlalu kuat, baik dari sisi sutradara ataupun aktornya (biasanya saling melengkapi). Jadinya masih bisa terlihat "keinginan" sutradara/aktornya, bukan inti ceritanya.
Sungguh pembuat film yang... tidak berniat menang... festival. Buat apa nonton film yang dibikin buat menang festival yang pembuat filmnya ngebet jadi aktor terbaik, sutradara terbaik, dsb.
Legenda Kelam Modus Anomali,
Skor: 7+