Ketika musuh bebuyutan mereka muncul kembali setelah 16 tahun, sekelompok mantan pejuang revolusioner bersatu kembali untuk menyelamatkan putri dari salah satu rekan mereka.
Revolusi hadir dengan berbagai bentuk dan PTA memilih One Battle After Another dengan gejolak radikal sebagai imannya. Kita diperlihatkan bara api perjuangan yang tak berkesudahan, dari mulai perlawanan terhadap otoritarianisme sampai pertempuran ayah-anak melindungi satu dengan yang lain.
Apa yang membuat PTA menjadi sutradara yang selalu gue segani adalah filmnya tidak kehabisan daya magis, perpaduan aksi penuh kekerasan, drama dengan dialog yang solid, serta komedi-komedi satir silih berganti mengambil tongkat estafet. Lengkap juga dengan performa puncak para aktornya (Sean Penn gila!).
Terakhir, One Battle After Another pun tak ketinggalan menyuarakan pesan yang penuh emosional, bahwa kemenangan dari sebuah perjuangan adalah tetap menjaga apinya tetap membara, Viva la Revolución!