Seorang perempuan datang dari masa depan untuk mengubah hidup pasangannya jadi lebih baik. Namanya… Sore. SORE (Sheila Dara) hanya punya satu tujuan, yaitu mengubah kebiasaan dan gaya hidup JONATHAN (Dion Wiyoko) sebelum semuanya terlambat. Namun, saat Sore mengungkap rahasia masa depan, sesuatu yang tak terduga terjadi. Apakah usaha Sore untuk mengubah hidup Jonathan berhasil?
Bayangkan romansa ala The Lake House dipadukan dengan konsep "Live, Die, Repeat" dari The Edge of Tomorrow — itulah kesan pertama yang muncul saat menyaksikan Sore: Istri dari Masa Depan. Film ini membuktikan bahwa Indonesia mampu menghadirkan fiksi ilmiah-romantis yang setara dengan film-film luar. Referensi klasik lainnya mungkin If Only atau The Time Traveler's Wife.
Meskipun ide referensinya tidak baru bagi saya. Tetapi Duet Sheila dan Dion yang solid. Setting tiga negara terlebih kota kecil di kroasia dan north pole yang memberikan visual menawan, penggunaan bahasa yang konsisten, serta musik yang hadir di momen yang pas membuat film ini terasa hangat dan emosional. Pesan moralnya juga tersampaikan dengan baik tanpa harus menggurui. Semua lini departemen memberikan kontribusi sesuai porsinya yang akhirnya menciptakan film solid.
Tanpa ragu, sore layak masuk jajaran tiga besar film Indonesia terbaik tahun ini, bersama 1 Kakak 7 Ponakan dan Perang Kota.