Kehadiran Kenara Cahyaningrum (Febby Rastanty) – seorang mahasiswi yang dahulu hobi menari-memicu kemunculan dendam kesumat yang siap menuntut balas. Kenara menginap dirumah Ayu (Dea Annisa), sahabatnya yang tinggal di Desa Kelawangin. Pada hari pertama kedatangannya di Desa Kelawangin, hujan turun lebat sepanjang malam disertai petir. Belum lagi, ia merasakan keanehan karena beberapa warga desa Kelawangin menatap tajam ketika melihatnya. Kenara pun memimpikan sosok bayangan hitam yang seolah hendak menelannya. Lalu, tubuhnya secara tiba-tiba, bergerak menari sendiri. Semua keanehan ini mulai terkuak ketika secara sengaja, Kenara masuk ke kamar terlarang di rumah Ayu. Di situlah musibah di desa Kelawangin datang bergantian. Penduduk desa satu per satu mati tak wajar. Dan Kenara, mulai menari tarian tak wajar. Semua penduduk desa mengenali tarian tersebut, TARIAN NARIK SUKMO, tarian kematian dari pasangan Banyu Janggala Bagwahanta dan Ratimayu yang telah meninggal 20 tahun lalu. Akhirnya Kenara tahu bawa Ratimanyu dan Banyu bukanlah sosok jahat, melainkan dua insan saling mencintai yang dipisahkan oleh tabiat busuk warga desa.
Narik Sukmo adalah contoh film dgn penulis naskah yg pemalas. Kemalasannya yg paling fatal yaitu misteri dan latar belakang cerita tidak di-showing tapi di-telling melalui omongan dari mulut tokoh2nya (ayu, dirja, dan bapaknya ayu). Kemalasan lainnya adalah menggunakan semua elemen dalam kamus film horor lokal, yaitu memakai background budaya jawa, setting di desa terpencil di jawa, tokoh utamanya (kenar) yg akting ketakutan dari awal film, petunjuk melalui mimpi, menari mistis, kerasukan sampai terbang, hingga setiap malam pasti selalu hujan dgn petir menyambar dan cahaya malam kelap kelip. Jualan utamanya tidak lain tidak bukan adalah jumpscare jedar jeder yg menggunakan sound jedag jedug. Verdictnya: filmnya jadi boring. Bahkan sutradara Indra Gunawan pun tidak bisa menyelematkan narik sukmo dari naskah boring ini. Sudah banyak film lain yg menggunakan elemen serupa tapi ditulis dan dieksekusi dgn baik, contohnya Sewu Dino. Kalo ga bisa nyamain, paling gak mendekati la kualitasnya. Sayangnya, film ini jauh dibawah sewu dino. Boring and Forgettable.