Tuhan, Izinkan Aku Berdosa
Di tengah gempuran film horror lokal yang tak kunjung habis. Pak Hanung Bramantyo tiba-tiba datang dengan membawa film bergenre drama-religi yang berjudul, "Tuhan Izinkan Aku Berdosa".
Yap, dari judulnya sudah terlihat sangat provokatif. Bahkan, Pak Hanung Bramantyo harus memberi disclaimer (peringatan keras) pada awal film, bahwa film ini berpotensi menyinggung beberapa kelompok/pihak.
Meskipun demikian, judul film ini masih lebih "halus" dibandingkan judul novel yang diadaptasi pada film ini, yaitu "Tuhan Izinkan Aku Menjadi Pel4cur", karya Pak Muhidin Dahlan.
Menceritakan tentang perjalanan spiritualitas Kiran, karakter utama pada film. Diceritakan dengan cara tak biasa, serta banyak menyentil sana-sini -- termasuk menyentil pemuka agama, politikus, serta gerakan radikalisme -- topik yang sangat sensitif untuk dibahas di negeri ini.
Penggunaan bahasa pada dialog juga ditampilkan secara vulgar dan tanpa sensor, suatu hal yang baru saya lihat ketika menonton film di bioskop reguler.
Meski terlihat liar, provokatif, dan "kelewat batas" -- Pak Hanung Bramantyo cukup mengetahui apa yang harus dilakukan ketika nilai agama dieksploitasi habis di film ini.
Catatanku hanya satu, pilihan alur yang ditampilkan -- yaitu alur maju-mundur yang ditampilkan pada film ini lumayan menjadi riskan, penonton mungkin akan mengalami kebingungan jika tidak fokus dalam melihat isi film.
Sisanya, apresiasi tertinggi untuk Pak Hanung Bramantyo, serta penampilan aktor yang sangat solid.
Tuhan, Izinkan Aku Berdosa