"A film with, ultimately, nothing to show and nothing to tell"
Premis 'Siksa Kubur' bisa dibilang menarik karena meski bertema agama namun mencoba membedah agama itu sendiri. Namun, Joko Anwar, meskipun mencoba, gagal memberikan jawaban pada ending film yang setara dengan pertanyaan yang diberikan pada awal film. Semuanya serba nanggung.
Penulisan cerita berantakan, terlihat dari tengah dan akhir film yang bingung mau ngapain. Tidak percaya dengan ide yang ingin digambarkan, terlihat karena ujungnya bergantung pada jump scares dan shock value murahan yang sama sekali tidak memberikan kesan menakutkan. Yang penting ente kaget, itu saja.
Dari segi teknis, Siksa Kubur juga tidak konsisten. Pergerakan kamera yang berusaha dinamis dengan mengikuti pergerakan orang atau objek yang ingin ditunjukan, sebagai build up dari klimaks adegan juga buang-buang waktu, karena ujungnya cuma menunjukkan jump scare setan CGI yang bikin ketawa saja.
Satu poin yang positif adalah akting di filmnya bisa dibilang bagus terlepas dari penulisan karakter yang berantakan.
Bisa dibilang, Siksa Kubur tuh film Joko Anwar banget, setidaknya film-filmnya setelah Pengabdi Setan 1.
Semoga lain kali Bang Joko Anwar lebih fokus bikin cerita yang koheren, dari pada gembor-gemborkan inspirasi filmnya supaya sekedar terdengar kayak sutradara dengan pustaka film yang luas. Jangan kasih pertanyaan kalau nggak ngerti jawabannya apa. Klimaks yang berusaha "meledak" gak akan berguna kalau sepanjang film gak berhak mendapatkan klimaks kayak gitu.