https://ubn.academia.edu/EkkyImanjaya
Bagi yang bukan penggemar film slowburn atau yang mengharapkan banyak adegan teror yang intens, film ini terasa “menyiksa” di banyak bagian. Karena banyak diisi oleh omon-omon.
Tapi omon-omon soal rasionalisasi siksa kubur ini berfungsi untuk membuat penonton bertanya-tanya sepanjang film: apakah posisi film ini terhadap siksa kubur? Apakah “agama hanya menakut-nakuti”? Atau “bagaimana jika agama benar?”.
Debat ini melibatkan berbagai perspektif: sekularisme, ateisme, rasionalisme.
Namun adegan akhir membayar tuntas semuanya. Sebuah adegan yang sepertinya mampu membuat penggemar “ horor religi/madani” mimpi basah.
Adegan akhir ini, dan juga adegan mesin cuci, adalah cult in the making.
Ya! Akhirnya Joko Anwar bikin film madani, hehehe.
Dan lagu “Bengawan Solo” takkan terdengar sama lagi setelah menjadi menonton film ini.
(Sampai rumah langsung “mandi junub” sinema).
https://ubn.academia.edu/EkkyImanjaya