Film ini sangat menjanjikan di paruh pertama durasi dengan segudang misteri soal skandal keluarga klien yang mereka tawarkan. Kutukan, arwah gentayangan, kuburan tak terurus, relasi keluarga yg compang-camping, dan segala informasi lain mereka tunjukkan. Sayang, semua sirna begitu saja di paruh akhir film. Patahan kasar muncul ketika tema film yg awalnya adalah horror keluarga berubah menjadi film zombie-iblis setengah action dengan bumbu poskol cum nasionalis. Para dukun yang awalnya profesional dan bekerja demi uang tiba-tiba berubah jadi orang-orang nasionalis yang ingin menyelematkan Korea dari pengaruh kutukan setan Jepang.
Patahan kasar ini membuat storyline jadi kacau karena banyak informasi yang sudah diletakkan sepanjang separuh awal film berakhir sia-sia dan menyisakan asumsi penonton belaka. Akhirnya film ini seolah menjadi dua naskah berbeda yang dipaksa menjadi satu cerita utuh. Misterinya hilang seketika, kengeriannya berubah bentuk drastis, dan motivasi penokohannya menyisakan banyak tanda tanya.
Nb. Exhuma kerap dibandingkan dengan The Wailing [2016]. Sayang sekali inkonsistensi penceritaannya yg menghasilkan kengeriannya tak terbangun kokoh jadi kekurangan besar yg membuatnya secara kualitas masih jauh dari The Wailing.