Setelah menghabiskan tenaganya untuk melayani umat dan orang saleh yang dia hormati sejak kecil, serangkaian kehilangan dan pengkhianatan mendorong Kiran ke ambang batasnya. Kecewa, ia merebut kembali tubuh dan pikirannya dari agama dan menggunakannya untuk kepentingannya sendiri. Semuanya tampak baik-baik saja buat Kiran, anehnya pemberontakannya tak terasa cukup memuaskan. Kiran memutuskan untuk meningkatkan pembangkangannya, menjerumuskannya makin dalam pada bahaya, yang entah akan memubuatnya jadi bijaksana, atau mendorongnya ke jurang tanpa dasar.
Hanung Bramantyo back to his roots!
Protes manusia pada Tuhan melihat kemunafikan di lingkungan sekitarnya ini terbilang berani dan lugas. Penuturan maju mundur timeline cukup menjelaskan namun terasa kurang seimbang.
Konklusi bagus, sangat kontemplatif, abstrak namun mengena. Kalo ada yang bilang film ini menipiskan keimanan, salah besar, justru akan membuat iman dan toleransi makin kuat. Percaya deh