Seorang wanita berusaha menyantet suaminya yang selingkuh agar kembali mencintainya, tetapi ia tanpa sengaja mengundang sosok misterius ke rumahnya. Tam, seorang pekerja di sebuah gedung pernikahan, mengetahui perselingkuhan suaminya melalui siaran lansung di TV. Bukannya mengkonfrontasi suaminya, ia malah mencari bantuan dari seorang dukun sakti untuk merebut kembali cintanya. Putri Tam, Ha, tidak setuju dengan cara ibunya. Namun, Ha sudah lelah mencoba menasihati ibunya dan hanya bermimpi bisa kabur dari rumah untuk memulai hidup baru di luar negeri bersama pacarnya. Namun, di balik langit-langit rumah mereka yang bocor dan retak, sesosok makhluk misterius yang disebut Roh Rumah mulai menampakkan diri, hanya terlihat oleh Tam dan Ha. Kehadiran Roh Rumah ini membawa perubahan besar yang tidak pernah mereka duga.
Cerita drama keluarga yang banyak menggunakan unsur hiperbolis dan surrealis dalam filmnya. Punya shot dan grading yang memanjakan mata. Namun, secara pribadi agak kurang srek dengan ceritanya.
Don't Cry Butterfly akan memecah pendapat dan pandangan penonton akan filmnya. Bagi yang terkesan, maka akan sangat suka dengan penceritaan dan isu yang diangkat. Namun, bagi yang tak menikmatinya, mungkin akan menganggap film ini tak berkesan.
Namun, ada bagian yang paling memorable, ketika perubahan grading yang smooth sebelum scene banjir di dalam apartemen.