Thongkam dan Sek, pasangan gay yang setia, telah bekerja keras untuk membangun kehidupan bersama, termasuk memiliki rumah dan kebun durian di Mae Hong Son. Tragedi datang saat Sek tiba-tiba meninggal dalam kecelakaan, mengungkapkan bahwa mereka tidak pernah menikah secara sah di Thailand, sehingga Thongkam tidak memiliki hak atas aset mereka. Rumah dan kebun durian sekarang menjadi milik ibu Sek, yang pindah bersama putri angkatnya 'Mo' dan tukang kebun 'Jingna'. Thongkam sekarang harus berjuang untuk mendapatkan kembali hasil dari cinta dan usahanya.
Film drama penuh intrik tajam, setajam durian yang jadi inti konflik.
Bikin gemes dan ngeselin melihat karakter utama dalam film ini seperti gak berdaya direbut rumah dan kebun duriannya, semua karena kematian sang suami.
Mertua dan 'anak angkat' yang merebut memang bukan orang-orang jahat tipikal, malah cenderung lemah, namun justru itu yang bikin makin gemas.
Drama dengan premis telenovela namun digarap serius ini membuka mata akan berharganya kebun durian montong di Thailand sana, sekaligus mengkritik isu perkawinan sesama jenis yang berpotensi bikin kisruh keluarga karena tidak dilegalisasi.
Padahal kita tahu sendiri budaya gender di Thailand cenderung fluid. Film yang bagus dan penting sekaligus jadi perayaan legalisasi pernikahan LGBTQ+ di Thailand.