Sukri and Surti had to return to Cibeureum because Sukri's father died. However, after the funeral, Sukri's family could not immediately return to Jakarta, because his mother was involved in a criminal case. Meanwhile, their two children, Bayu and Gerhana, are starting to feel comfortable because they have met extraordinary new friends, Cempaka and Sangaji, go on an adventure to help solve the family's problems in an unexpected way. The sense of family is tested in the face of challenging situations.
Ternyata 'Rumah Masa Depan' lebih apik dari dugaanku. Nyeritain pasutri yang berusaha perbaiki hubungan mereka dengan sang ibu saat pulang kampung demi hadiri pemakaman sang ayah, ini drama keluarga sederhana yang kehangatannya bikin mata berkaca-kaca, tersenyum senang dan rindu rumah. Tipe tontonan menenangkan berisi orang-orang baik yang senantiasa siap sedia untuk ulurkan bantuan, tegakkan aturan serta hadir di sisi orang yang disayangnya.
Meski solusi konfliknya terkesan menyederhanakan bahkan utopis, film yang disokong akting cemerlang Fedi Nuril, Laura Basuki dan Widyawati ini lihai sampaikan emosinya. Lawakannya lucu, ada momen yang sejukkan hati dan elemen mengharu birunya pun tepat sasaran. Tengok saja adegan di kamar mandi, mataku sukses dibuat basah olehnya.
Ditengah riuhnya isu yang ingin dikupas mulai hubungan ortu-anak sampai mafia sayuran, daya tarik sesungguhnya film ini justru di kesederhanaannya & barisan karakternya yang mudah dicintai. Ada perasaan nyaman sekaligus hangat bersama mereka yang membuatku rindu kampung serta keluarga.