Jakarta tahun 1946 dalam perang, cinta dan perselingkuhan. Guru ISA (Chicco Jerikho), pahlawan perang yang bermasalah di ranjang perkawinannya, dipercayakan misi menghabisi petinggi kolonial Belanda dalam usaha mempertahankan kemerdekaan, bersama sahabatnya HAZIL (Jerome Kurnia), pemuda tampan dan bersemangat yang diam-diam mencuri hati FATIMAH (Ariel Tatum), istri Isa.
1. Berdasarkan Novel Jalan tak ada ujung karangan Mochtar Lubis pada tahun 1952, cukup terkejut saat mengetahui alur cerita film ini hanya mengambil sekitar 20% elemen pada novelnya namun ternyata improvisasi yang dilakukan oleh Mouly Surya selaku sang sutradara berhasil membuat film ini cukup bisa dinikmati baik yang sudah membaca novelnya maupun yang belum membaca novelnya sama sekali.
2. Sinematografi mulai dari pengambilan gambar, dialog dan kostum2 yang dikenakan para tokoh2nya benar2 menggambarkan kondisi Indonesia di tahun 1946 yang juga masih diselimuti rasa ketakutan dengan masih adanya tentara2 inggris maupun belandanyang masih berkeliaran dan tidak segan2 menangkap orang2 yang tidak menuruti mereka.
3. Selain konflik dengan pihak eksternal, melalui film ini juga digambarkan konflik internal antara Guru Isa (diperankan dengan baik oleh Chicco Jerikho) dan sang istri Fatimah (Diperankan juga dengan baik oleh Ariel Tatum) melalui tindakan dan kata2 mereka selama konflik berlansung. Deretan karakter pendukung seperti Hazil (Jerome Kurnia) juga berhasil menambah kedalaman cerita melalui tindakan yang dilakukan tertuama di bagian akhir film.
4. Cukup kaget dengan gore yang lumayan gamblang ditunjukan tertutama dibagian awal2 dan akhir2 film melalui pertukaran peluru antar tokoh yang menimbulkan korban jiwa dimana2