Setelah pertempuran melawan Assuala, Qodrat (Vino G. Bastian) melanjutkan perjalanannya mencari Azizah (Acha Septriasa), istrinya yang ternyata menderita depresi karena menjual dirinya pada Assuala demi menyelamatkan Alif (Jason Bangun). Sempat dirawat di Rumah Sakit Jiwa, Azizah ternyata sudah keluar dan bekerja di sebuah pabrik pemintalan yang justru tengah dirundung masalah atas serangkaian kematian misterius yang terjadi pada para pekerjanya, akibat ritual iblis yang dilakukan pemilik pabrik demi sebuah tindak pesugihan. Mengetahui hal ini, Qodrat pun berusaha menyelamatkan Azizah dengan segala cara, apalagi ketika semua teror ini memuncak ke sebuah serangan kesurupan massal di mana iblis sekali lagi siap untuk menyerang, menunggu Qodrat takluk ke perangkap mereka.
Menurut gw ini mah kualitas nya sama aja kayak Qodrat 1. Lebih bagus dari yang pertama enggak, tapi lebih jelek juga enggak.
Yang menurut gw paling upgrade di film sekuel nya ini unsur action comedy ala film Hong Kong atau film nya Jackie Chan nya makin kental dan makin dimaksimalkan. Di sepanjang film tuh banyak banget referensi-referensi ke film action Hong Kong dan film nya Jackie Chan, mulai dari editing nya, adegan action nya, dialog nya, komedi yang diselipkan di tengah action sequence nya, semuanya berhasil banget dan bikin film nya makin menghibur. Tapi pak Charles Ghozali tidak melupakan horror nya, karena hampir semua horror sequence di film ini juga menyeramkan. Terus unsur religi nya juga menyentuh jiwa banget. Dan pas adegan sholat taubat nya Azizah gatau kenapa gw ikutan nangis anjir. Ya pokoknya ini film yang sangat paket lengkap dan menghibur lah. Makin didukung sama cinematography yang yang kece abis, mulai dari camera movement nya, pilihan shot nya, sampe color grading nya. Beberapa visual dan practical effect yang dipakai juga mulus, gak kasar. Sound design juga keren banget, apalagi tiap adegan si iblis nya muncul anjir kursi bioskop gw sampe geter.
Soal plot sih ya bagus, tapi bukan yang unik banget atau brilian scriptwriting gitu sih. Yang gw gak sih storytelling nya. Act 1 nya berantakan banget anjir, tapi act 3 nya malah terkesan dilama-lamain banget. Udah sih sisanya fine fine aja, tapi kurang faktor X untuk bikin ini jadi 5-star movie.
Btw film ini jauh lebih pabrik daripada film Pabrik Gula.