Edwin berjanji pada kakaknya sebelum meninggal untuk menemukan anak kakaknya yang hilang. Pencarian Edwin membawanya menjadi guru di SMA Duri, sekolah untuk anak-anak bermasalah. Di sana, Edwin menghadapi murid-murid paling beringas sambil mencari keponakannya. Ketika akhirnya ia menemukan sang keponakan, kerusuhan pecah di seluruh kota dan mereka terjebak di sekolah, melawan anak-anak brutal yang kini mengincar nyawa mereka.
Saya menganggap film Jokan ini masterpiece. Naskah berani, blak blakan. Plotnya straightforward. Membalut isu rasisme yang juga membuka layer masalah sistem pendidikan di sekolah, pendidikan di rumah, ketimpangan ekonomi, dan kegagalan negara dalam mencegah kerusuhan rasial atau mungkin tidak serius. Pacingnya rata-rata high speed, bahkan ketika dalam tempo pelan saja ada terasa ketidaknyamanan mengintai. Jokan tidak menyuapi penonton dengan menjelaskan karakter karakternya, memperkenalkan seadanya lalu kita mempelajari mereka lewat ucapan, mimik wajah, gesture dan tindakan mereka. Tidak ada silat, kungfu, wingchun, judo, karate di sini - streetfighting yang brutal intens. Color grading, sinematigrafi, visual kerusuhan, akting yang bagus dari pemain2 yang tepat mengisi perannya, dialog yang simpel namun tidak cheesy, dengan plot twist khas Jokan. A MASTERPIECE. A MOVIE THAT WILL HAUNT YOUR CONCIENCE RELENTLESLY QUESTIONING ABOUT WHAT REALLY IS HAPPENING AROUND US.