Ipung (Ardhana Jovin) dinasihati oleh kakek (Landung Simatupang) dan neneknya (Sri Isworowati) untuk tidak bersiul saat maghrib karena hal tersebut dipercaya sebagai pamali di desa mereka. Apalagi, adanya warga yang meninggal di samping rumah membuat pamali tersebut benar-benar harus dihindari. Namun, Ipung tidak mengindahkan perkataan kakek dan neneknya dan tetap bersiul. Ketika tidur, Ipung bermimpi bahwa ia diteror oleh sebuah sosok yang menjelma menyerupai orang-orang yang ia kenal yang diakhiri dengan mimpi tentang kematiannya. Saat terbangun, ternyata teror tetap menghantuinya hingga ia hanya memiliki dua pilihan: mati atau lepas dari kutukan yang harus membuatnya berpindah raga dengan orang sebelumnya yang tersesat di alam gaib karena melanggar pamali yang sama.
Terlalu singkat durasinya, jadinya banyak hal yang rasanya kurang greget dan kesannya buru-buru. Walau banyak kekurangan, film ini cukup bikin penasaran apa yang akan diberikan dari mas Wahyu sebagai sutradara.