Ketika semua orang menyalahkan Ita (Adzana Ashel) akibat melanggar mitos, Maya (Arla Ailani) tidak percaya. Apakah cuma karena hal itu sahabatnya harus menanggung akibat yang sangat mengenaskan? Ataukah ada hal lain yang Ita telah perbuat hingga ia harus menanggung siksa dan teror sedemikian kejamnya?
Habis Rizal Mantovani, terbitlah Azhar Kinoi Lubis. Hanya dalam kurun waktu kira-kira satu bulan, 3 filmnya rilis semua. Goks.
Namun, PGG ini seperti antiklimaks dari 2 film Azhar yg rilis terlebih dulu. Mungkin karena PGG memang dibuat untuk penonton remaja, sehingga teror entitasnya tidak seliar seperti PI (atau bahkan PS). Karena itulah, cara menakut-nakuti Azhar di sini cenderung monoton (pilihannya kerap jatuh ke adegan kesurupan, atau penampakan wujud entitasnya). Tapi sebagai drama persahabatan, PGG masih bisa dinikmati. Dua pemeran utamanya, Arla dan Ashel, tampil solid dan meyakinkan.
Tambahan: Saya benci betul jika sebuah film-apapun genrenya-terlalu memaksakan adanya pesan moral. Saya tahu ini cerita berdasarkan kisah nyata, tapi ayolah, ini sudah 2025 dan nampaknya penonton tidak harus dikasih konklusi terang benderang soal pesan moral.