Ketika milyader teknologi Slater King (Channing Tatum) bertemu dengan pramusaji bernama Frida (Naomi Ackie) dalam acara penggalangan dana, mereka saling tertarik. Slater mengundangnya bergabung dengan teman-temannya dalam liburan impian di pulau pribadinya. Ini adalah surga. Malam-malam liar melebur dengan hari-hari yang terik dan semua orang mengalami hari yang menyenangkan. Frida mulai mempertanyakan realitasnya. Ada yang salah dengan tempat ini. Ia harus menguak kebenarannya kalau ia mau keluar dari pesta ini dalam keadaan hidup.
Apa jadinya jika sebuah pulau yang dijadikan tempat bersuka ria akan berakhir dengan suguhan kengerian yang dialami oleh para karakternya.
Plot cerita di film ini bener-bener ga ketebak sama sekali. Banyak tawaran komedi yang disimpulkan, melalui percakapan dan dialog yang cukup verbal.
Semua jalinan cerita yang disalurkan sedari awal hingga akhir berjalan dengan mulus tanpa cacat sedikitpun. Cukup tercengang dan ternyata oh ternyata adegan opening nya terkoneksi ke adegan penutup. What a Movie.
Ini tipikal film psycologycal thriller yang slowburn, gak ada jumpscare sama sekali. Dan meskipun bukan film horor, justru di film ini mengingatkan bahwa perlakuan manusia yang jauh lebih menakutkan. Penonton akan dibiarkan menikmati semua rangkaian kegiatan liburan di pulau tersebut dengan suguhan adegan yang lumayan vulgar dan karakter yang menghisap rokok ganja dengan teriakan dari karakter ikonik, ada pun tertuang ke sebuah gelas berisikan champagne yang memabukkan.
Disambut dengan iringan tarian dan makan malam di meja panjang yang penuh dengan teka-teki tak bernyawa seolah itu hanya sebuah pantulan bayangan belaka yang dipendam oleh karakter utama perempuan yang lihai.
Gak perlu menebak-nebak apa yang sebetulnya telah terjadi, sebab di 30 menit terakhir barulah semua konflik cerita dan misteri akan diulik dan digali dengan pemeran utamanya yang sepeti candu akan pria yang ia idolakan sedari menit-menit awal mulainya film ini.