image

It Ends with Us

R
Drama | Romance
7.3
Critic Score
7.3
Audience Score
Movie Info

Lily Bloom (Blake Lively) adalah seorang wanita yang mengatasi traumanya saat kecil dan memulai hidup baru di Boston untuk mengejar mimpinya sebagai pemilik bisnis. Pertemuan tak sengaja dengan seorang dokter bedah syaraf menawan bernama Ryle Kincaid (Justin Baldoni) menimbulkan sebuah koneksi yang intens. Tapi, ketika keduanya jatuh cinta, Lily mulai melihat sisi dari Ryle yang mengingatkannya pada hubungan kedua orangtuanya. Ketika cinta pertama Lily, Atlas Corrigan (Brandon Sklenar), mendadak masuk kembali dalam hidupnya, Lily menyadari ia harus belajar mengandalkan kekuatannya sendiri untuk mengambil keputusan yang sulit bagi masa depannya.

Genre :Drama, Romance
Original Language : English
Director :Justin Baldoni
Producer:Christy Hall, Jamey Heath, Alex Saks
Writer:Christy Hall
Cast:
Blake Lively, Justin Baldoni, Jenny Slate, Hasan Minhaj, Amy Morton, Brandon Sklenar, Alex Neustaedter, Isabela Ferrer
Release Date:27 Dec, 2024
Runtime: 2 Hours 10 Minutes
Production Co:Saks Picture Company, Sony Pictures Television, Wayfarer Studios



Where To Watch
xxl-logo


Audience Review

8
It Ends with Us Score
Aug 21, 2024
icon
Ilyasa Dwi Saputra

"We break the pattern before the pattern break us". begitulah kutipan yang coba disampaikan oleh film ini. diadaptasi dari novel fenomal karya Collen Hoover yang mengeksplorasi tema-tema kompleks Domestic Violence (KDRT), Post Traumatic, dan Resistance.

Film bergenre Drama Fiksi Biopik ini menceritakan seorang Lily Blossom Bloom (Blake Lively) yang memulai hubungan dengan pria bernama Ryle Kincaid (Justin Baldoni), keduanya memiliki rasa cinta satu sama lain secara perlahan hingga akhirnya mereka benar benar saling mencintai. Bukan tanpa alasan hal tersebut dikarenakan Lily memiliki pengalaman traumatis yang dialami dia dan ibunya terhadap perlakuan ayahnya dalam konotasi hubungan toxic relationship kedua orangtuanya yang memengaruhi aspek kehidupan Lily sehingga ia tumbuh memiliki kepribadian Tough and Fragile.

Babak pertama dalam film ini sangat enjoyable, pengenalan dan koneksi antar karakter cukup kuat dalam pembentukan cerita, saya suka bagaimana film ini membagi background Lily dan Ryle di masa sekarang dan Atlas di masa lalu. menimbulkan pertanyaan "who is better? & what happened next?" ditambah dengan Visual, Color grading, Production design yang memukau dengan sentuhan soft & warmth memberikan kesan "autumn girl show".

Memasuki babak kedua yang cukup menjanjikan dengan memberikan percikan konflik yang memecah empati penonton ke 3 karakter yang bersangkutan karena set up cerita yang dibangun di babak pertama memunculkan gagasan who fell first who fell harder dan siapa yang harus di blame di posisi ini. namun, pada akhirnya konflik tersebut kurang dikembangkan secara optimal sehingga terasa hambar, kendati demikian saya berfikir bahwa hal tersebut bertujuan untuk memberikan kita pengertian bahwasanya hal sekecil apapun dapat berdampak besar dan beresiko dan kita tidak boleh membenarkannya baik itu kesalahan yang dilakukan Ryle, Lily, maupun Atlas yang mentrigger satu sama lain.

Ditutup dengan resolusi dalam film ini yang menutupi kekurangan-kekurangan dari dinamika yang dibangun sebelumnya secara nanggung. Babak terakhir ini justru memberikan konklusi yang memang sedari awal jadi concern Spread Awareness terhadap Domestic Violence sekecil apapun itu.

Sutradara sekaligus pemain Justin Baldoni berhasil menggabungkan elemen-elemen yang membuat film ini sangat menarik dan emosional. Dialog yang natural dan adegan yang dipilih dengan hati-hati membuat penonton merasakan emosi-emosi yang dialami oleh karakter-karakternya. Musik latar / Scoring yang tepat juga menambahkan nyawa dari suasana film ini.

Faktanya film ini telah memiliki exposure tersendiri di pasar penikmat novel dengan judul yang sama dan fans dari soundtrack yang digunakan yaitu lagu "my tears richocet" dengan lirik dalam lagu tersebut yang kurang lebih menggambarkan keseluruhan nyawa dan perasaan yang diutarakan Lily blossom. Terbukti dengan penayangan yang sudah mengudara terlebih dahulu di Amerika Serikat yang menimbulkan efek rasa ingin menonton film ini hanya karena soundtrack yang digunakan, terdengar tidak masuk akal tapi memang begitu algoritma sosial media.

Dengan cara yang profesional dan emosional, "It Ends with Us" berhasil mengangkat isu-isu yang sensitif dan memberikan pesan yang kuat tentang kekuatan perlawanan dan pengambilan keputusan.

Film ini sangat direkomendasikan bagi kamu yang suka film drama yang mendalam dan emosional, serta kamu yang ingin memahami lebih dalam tentang kekerasan dalam hubungan dan bagaimana cara menghadapinya.



Where To Watch
xxl-logo